Tampak Sepele, Hal Berikut Bisa Berakibat Fatal pada Mata Anak
Anak memiliki jiwa eksplorasi dan rasa penasaran tinggi. Karenanya, anak sering melakukan berbagai tindakan yang tanpa ia sadari mampu membahayakan dirinya. Sebab itu, diperlukan pengawasan orang tua dalam segala aktivitasnya.
Dikatakan dr. Dedik Ipung S, SpM Spesialis Mata divisi Infeksi dan Imunologi RS Mata Undaan Surabaya merinci, berikut merupakan beberapa aksi anak yang terlihat sepele namun berpotensi membahayakan matanya.
Membuka Galon Mengenai Mata
Dokter Ipung menyebut, dia sering menangani mata anak kecil yang rusak akibat membuka galon.
“Terlihat sepele, tapi sering ada kasus anak buka galon sendiri dan tutupnya melayang ke atas, mendarat dan mengenai mata anak,” katanya.
Pria berkacamata itu melanjutkan, “Hal tersebut tanpa disadari dapat menyebabkan trauma dan luka serius pada mata”.
Serpihan Petasan Masuk ke Mata
Selain membuka galon, kegiatan lainnya yang dapat menimbulkan luka pada mata anak adalah petasan. Tak dipungkiri, pada momen lebaran anak memanfaatkan waktu berkumpul bersama keluarga dengan main petasan. dokter Ipung lantas mengimbau agar anak tidak main petasan.
“Seharusnya anak itu nggak boleh main petasan karena berbahaya, tetapi kalau pun anak mau, harus disertai pengawasan orang tua. Petasannya didekatkan tembok dan ditali agar tidak jatuh,” katanya.
Dokter Ipung menyebut, petasan yang dinyalakan tanpa pengawasan orang tua dikhawatirkan serpihannya masuk ke mata anak. Sebab, sebelumnya dia pernah menangani kasus kornea anak rusak akibat petasan.
“Pernah ada kasus, anak matanya kemasukan kerikil petasan. Jadi serpihan kerikil di petasan itu hancur dan masuk ke mata. Akibatnya, korneanya rusak. Kalau sudah rusak biasanya dicangkok,” imbuhnya.
Penggunaan Ponsel Terlalu Lama
Ia melanjutkan, mata anak yang terpapar radiasi ponsel terlalu lama menyebabkan jumlah kedipan mata berkurang. Sehingga menyebabkan mata kering. Di mana indikasinya antara lain timbul rasa nggak nyaman, panas, nyeri, dan ingin mengucek mata yang mampu menyebabkan luka di kornea.
dokter Ipung membagikan tips dengan menerapkan rule twenty-twenty. Di mana 20 menit melihat ponsel dan 20 detik untuk istirahat.
“Baiknya menerapkan dua puluh-dua puluh, tetapi jika istirahat dari ponselnya semakin lama justru lebih baik. Jadi dua puluh menit lihat ponsel, dua puluh detik berhenti dan nanti disambung lagi. Kalau stop lebih bagus,” katanya.
Saat mengistirahatkan mata, dokter Ipung menyebut baiknya anak melihat pemandangan alam yang berwarna hijau.
“Saat berhenti dari smartphone, baiknya anak lihat yang hijau-hijauan. Kalau merasa kering, bisa pakai artificial tears sesuai kebutuhan, yaitu dua tetes selama dua hingga tiga kali sehari. Jika masih ada keluhan meski sudah diberi air mata buatan, maka baiknya periksa ke dokter,” paparnya.