Tambal Ban Gratis Relawan Semar di Mojokerto saat Arus Balik
Aksi sosial Ondang Sudarsono, anggota Semangat Masyarakat Relawan (Semar) Mojokerto ini patut mendapatkan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya. Pria 58 tahun ini memilih mengorbankan waktu hari rayanya untuk memberikan kenyamanan pada pemudik yang melintasi di Bypass Mojokerto.
Pria yang setiap harinya menjadi Supeltas ini membuka layanan tambal ban gratis di Pos Pantau relawan Semar di Bypass Mojokerto, tepatnya di simpang 3 depan Graha Kahuripan Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar. Layanan ini dilakukan selama mudik dan balik Idul Fitri 1444 Hijriah. Aksi sosial ini sudah dilakukan 10 kali lebaran.
“Yang punya ide buka pos pantau di sini juga saya setelah keluar dari satpam. Setelah tidak menjadi satpam, saya menjadi pak ogah di sini,” kata Ondang di Pos Pantau Lebaran Semar, Selasa 25 April 2023.
Sejak 16 April, Ondang menaruh peralatan tambal ban miliknya di pos pantau lebaran. Mulai dari kompresor untuk mengisikan angin ke ban, peralatan tambal ban tubles, hingga peralatan untuk melepas dan memasang ban sepeda motor atau mobil secara manual.
Selama arus mudik dan balik lebaran, Ondang siaga 24 jam membantu para pemudik yang ban sepeda motor atau mobilnya rusak di Bypass Mojokerto.
Layanan tambal ban gratis ini, bahkan ia berikan ketika ban kendaraan pemudik bocor jauh dari Pos Pantau Relawan Semar. Hanya bersenjatakan peralatan manual, ia siap menghampiri para pemudik yang membutuhkan bantuan.
Metode pertama, ia melepas ban mobil atau sepeda motor yang bocor untuk ditambal di pos pantau khusus ban tubles. Sedangkan ban biasa harus ia bawa ke bengkel tambal ban terdekat yang masih buka. Setelah beres, ia kembali untuk memasang ban tersebut ke kendaraan pemudik. Syaratnya, pemudik harus sedia dongkrak agar Ondang mudah melepas ban yang bocor.
Metode kedua cukup membawa pompa manual khusus sepeda motor. Jika kebocoran ban tak terlalu parah, motor bisa dibawa ke pos pantau Relawan Semar setelah ban yang bocor ia pompa. Dengan begitu, penambalan ban tubles bisa ia kerjakan di pos pantau. Sedangkan ban biasa tetap harus ia tambalkan ke bengkel terdekat.
“Untuk ban mobil tubles, meskipun bisa saya tambal sendiri, isi anginnya tetap saya bawa ke bengkel. Karena saya tidak punya kompresor untuk ban mobil,” terangnya.
Aksi sosial ini berawal dari keprihatinannya melihat para pemudik yang kesusahan ketika melintas di jalan nasional Surabaya-Madiun tersebut. Saat mudik lebaran tahun 2012, ia masih bekerja sebagai satpam Perumahan Graha Kahuripan.
Kala itu, Ondang kerap melihat pemudik yang terpaksa menuntun sepeda motor karena bannya bocor. Mereka kesulitan mencari bengkel tambal ban di malam hari. Terlebih lagi menjelang lebaran, banyak bengkel yang tutup. Fenomena itulah yang menggugah hatinya.
“Saya membayangkan seandainya saya atau keluarga saya terlantar seperti itu. Sehingga lebaran berikutnya saya buka layanan ini pakai uang pribadi. Dulu saya pernah kerja di bengkel tambal ban,” ungkapnya.
Berdasarkan pengalamannya 10 kali lebaran, kasus ban bocor paling banyak terjadi pada malam takbiran atau H-1 lebaran. Warga Desa Jabon, Mojoanyar, Mojokerto ini pernah menambal ban 15 sepeda motor dalam semalam.
“Alhamdulillah sekarang jalan sudah mulus, mudah-mudahan tidak banyak ban bocor. Selain ban, biasanya kendala motor itu rantai putus, lampu depan mati, kabel kopling putus,” ungkapnya.
Odang sangat berharap bisa membeli kompresor untuk isi angin ban mobil. Namun hingga saat ini belum bisa terbeli olehnya. "Sangat ingin sekali punya kompresor yang besar bisa buat isi angin mobil," tandasnya.