Taman Rekreasi di Jepang akan Dibuka, Pengunjung Dilarang Teriak
Taman rekreasi di Jepang akan dibuka untuk umum. Tapi dengan syarat, , Dilarang pengunjung dilarang berteriak di rollercoaster, menjaga jarak saat di rumah hantu, dilarang tos atau selfie dengan pahlawan super favorit.
Para operator taman bermain di Jepang telah mengeluarkan panduan bersama bagaimana membuka bisnis secara aman di tengah ancaman virus corona.
Sebagian dari rekomendasi itu adalah memakai masker sepanjang waktu dan "berusaha untuk tidak berteriak saat berada di rollercoaster dan wahana sejenisnya.
Para "hantu" yang mengintai di rumah hantu juga harus menjaga jarak aman dari pengunjung yang biasanya dijadikan korban.
Staf taman bermain, termasuk mereka yang memakai kostum maskot dan pahlawan super, tidak boleh berjabat tangan atau tos dengan pengunjung, tapi harus menjaga jarak.
Atraksi pertarungan antara pahlawan super dengan musuh bebuyutan juga tak boleh membuat penonton heboh mendukung dan berteriak yang berpotensi menyebarkan doplet penyebar virus.
Wahana virtual reality juga tidak boleh beroperasi kecuali menggunakan kacamata khusus yang telah dibersihkan secara menyeluruh.
Penjual makanan atau mainan pun dilarang memajang barang contoh atau sampel makanan yang bisa disentuh, dimainkan atau dimakan.
"Panduan ini takkan membuat infeksi betul-betul hilang, tapi mengurangi risiko penularan," kata operator taman bermain kepada AFP.
Jepang punya beberapa taman bermain terkenal, di antaranya Disneyland Tokyo dan Universal Studios Japan di Osaka. Keduanya masih ditutup dan belum tahu kapan akan beroperasi kembali.
Mulai hari ini, Kamis 28 Mei, Tokyo Tower, salah satu tempat wisata di ibu kota Jepang telah dibuka lagi, setelah dua bulan ditutup sebagai langkah menekan penyebaran virus corona.
Menara setinggi 333 meter itu ditutup pada 8 April, sehari setelah pemerintah mengumumkan keadaan darurat atas pandemi virus corona, meski sebagian toko di menara kembali beroperasi pada 14 Mei.
Lampu di menara tersebut dinyalakan dalam warna-warna berbeda sejak matahari terbenam hingga tengah malam hari ini, sebagai simbol harapan bangkitnya lagi bisnis wisata di Tokyo, seperti dilansir Kyodo.
Tokyo Tower.Co telah menerapkan langkah pencegahan infeksi virus, termasuk pemeriksaan temperatur pengunjung, pelindung wajah untuk staf dan penanda di lantai agar pengunjung bisa menjaga jarak satu sama lain saat melihat pemandangan dari lantai observasi setinggi 150 meter dari permukaan tanah.
Setiap pengunjung yang suhu tubuhnya di atas 37,5 tak boleh masuk, dan jumlah orang yang bisa menaiki elevator maksimal empat orang dalam satu waktu. (ant/afp)