Taman Nasional Gunung Tambora Tetap Buka di Zona Kuning
Sejumlah taman nasional di Indonesia mengumumkan tutup sementara selama libur lebaran. Namun, lain halnya dengan Taman Nasional Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mengumumkan tetap buka.
"Bahwa OWA (Obyek Wisata Alam) Oi Marai di wilayah kawasan TN Tambora masih tetap buka selama libur lebaran. Termasuk 4 OWA jalur pendakian yaitu, Jalur Pendakian Pancasila, Jalur Pendakian Doroncanga, Jalur Pendakian Piong, Jalur Pendakian Kawinda Toi," tulis akun Instagram @btn_tambora.
Berdasarkan informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi NTB, menyebutkan bahwa zona wilayah Kabupaten Dompu dalam status Zona Kuning (Zona Risiko Rendah dan wilayah Kabupaten Bima dalam status Zona Orange (Zona Risiko Sedang).
"Kami tetap melaksanakan secara ketat penerapan protokol kesehatan pada semua kegiatan termasuk operasional wisata alam dan pembatasan kuota kunjungan sebanyak 30% pada OWA dan jalur pendakian, sesuai arahan Bpk. Dirjen KSDAE melalui surat nomor S.390/ KSDAE/ PJLHK/ KSA.3/ 5/ 2021 tanggal 7 Mei 2021 tentang Penerapan secara Ketat Protokol Kesehatan pada Libur Panjang," sambung akun Instagram tersebut.
Berbeda dengan yang lain, para pendaki yang ingin ke Tambora tak perlu pesan tiket secara online. "Langsung di pintu pendakian kak," jawab akun Instagram tersebut.
Tambora Unggulan Pulau Sumbawa
Dikutip dari bksdantb.org, kawasan Tambora sebagai salah satu destinasi pariwisata unggulan Pulau Sumbawa, Kabupaten Dombu dan Kabupaten Bima, memiliki potensi wisata pendakian ke kaldera dan jelajah hutan (jungle tracking) kegiatan ini dapat dilaksanakan melalui tiga pintu pendakian yaitu Piong/Sanggar, Kawindato’i, Pancasila dan Doro Ncanga.
Untuk menuju puncak Tambora melalui Jalur Pendakian Piong, Kawindato’i dan Pancasila memerlukan waktu tempuh tiga hari dua malam dengan berjalan kaki. Sementara itu, jalur pendakian Doroncanga bisa ditempuh dengan kendaraan off road sampai pos tiga, kemudian dari pos tiga menuju Puncak Tambora hanya memerlukan waktu dua jam dengan berjalan kaki.
Kawasan konservasi Gunung Tambora juga dapat dikembangkan wisata minat khusus seperti paralayang, panjat tebing, off road, berkuda, wisata ilmiah dan lain-lain. Kawah Gunung Tambora merupakan daya tarik tersendiri bagi kawasan ini, letusan gunung Tambora dua abad yang lalu pada medio April 1815 menjadi sejarah yang sangat penting, karena konon abu vulkanik letusan Gunung Tambora sampai di benua Eropa.