Taman Lokomotif Bojonegoro dan Klangenan Berkereta Api
Taman Lokomotif di Kecamatan Kota Bojonegoro, seperti membuka cerita. Eks Karesidenan di perbatasan Jawa Timur-Jawa Tengah ini, punya sejarah tentang kereta api.
Kabupaten dengan jumlah penduduk 1,3 juta jiwa lebih ini, punya lokasi strategis. Berada di jalur utara kereta api, yang menghubungkan banyak kota-kota besar di Pulau Jawa. Dari timur, mulai Surabaya-Bojonegoro-Cepu-Semarang-Tegal-Cirebon hingga Jakarta. Pun juga bisa terkoneksi kota di jalur selatan, yaitu Solo dan Yogyakarta. Itu adalah jalur penting alat transportasi yang dikenal nyaman ini.
Kembali cerita soal Taman Lokomotif. Sebelum jadi taman, dahulunya adalah bangunan berupa rumah dinas yang ditempati para pegawai dan juga pensiunan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Pihak PT KAI kerja sama dengan Pemkab Bojonegoro, ketika itu Bupati Bojonegoro dijabat Suyoto, menertibkan lahan tersebut.
Selanjutnya oleh Bupati Anna Muawanah mengajukan untuk kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH), berikut taman kota, sekaligus edukasi tentang kereta api di kabupaten ini.
Dibangun di atas tanah milik PT Keret Api Indonesia (KAI) dengan seluas 1.235 meter persegi. Lokasinya berada di pusat kota, tepatnya di Jalan Teuku Umar, Kecamatan Kota Bojonegoro. Jaraknya hanya sekitar 400 meter dari Kantor Kabupaten Bojonegoro dan alun-alun kota.
Mulai beroperasi setelah diresmikan Bupati Anna Mu'awanah pada Jumat, 24 Januari 2020 silam. Ramai saat awal buka, namun datang pandemi Covid-19 sehingga sepi tak ada pengunjung. Kini kondisinya mulai pulih dan warga mulai datang lagi.
Masuk ke lokasi, gratis. Di area terdapat sejumlah tempat untuk jalan santai, olahraga atau berswafoto.
Yang terlihat seperti lokomotif kuno warna kuning hijau. Yaitu lokomotif dengan kode D 30133 ini bertuliskan Krupp didatangkan oleh PT KAI (Persero) dari Depo Sidotopo Surabaya, untuk ditempatkan di Taman Lokomotif Bojonegoro.
Sebagai catatan lokomotif sering jadi langganan untuk objek foto."Ada nilai sejarahnya ya mungkin, kuno," ujar Dian, salah satu pengunjung, pada Minggu 29 Mei 2022.
Ada juga watertorn kuno photoboth, juga spot Taman Lansia, Taman Hutan Kota, Spot Taman Olahraga, taman vegetasi lokal, dan diorama kereta api. Taman Lokomotif dilengkapi fasilitas penunjang. Seperti toilet, pos keamanan.
Lokomotif warna cat kuning dan hijau ini memang berkesan. Setidaknya bagi warga yang usianya di atas 50 tahun, tentu ada cerita sendiri. Mengutip data sejarah kereta api, dahulunya ada jalur kereta api Bojonegoro-Jatirogo-Lasem. Relnya melewati beberapa titik jalan perkotaan di Bojonegoro.
Di antaranya di rel bengkong, juga di Ngrowo, Pasar Sukorejo, hingga menyeberang di Kali Ketek. Kemudian melewati pinggiran hutan jati di Parengan hingga Jatirogo."Kita rasakan manfaatnya naik kereta api ke Jatirogo," ujar Agus, 61, tahun, warga Sukorejo, mengenang masa lalu.
Jalur kereta api ini juga dioperasikan sebagai angkutan pasir kuarsa dan semen dari Jatirogo, tapi hingga akhir tahun 1980-an. Jalur ini dinonaktifkan pada tahun 1992 untuk lintas Rembang-Jatirogo. Sedangkan lintas Jatirogo-Bojonegoro aktif sampai tahun 1999 dan ditutup sepenuhnya pada tahun 2001.
Dahulu, sempat ada upaya untuk menghidupkan lagi jalur kereta api, tahun-tahun 2010-an. Tapi, isu itu timbul tenggelam dan hingga kini tak muncul lagi.
Kepala Stasiun Bojonegoro Totok Kushendarto, yang ditanya perihal dibukanya kembali jalur kereta api Bojonegoro-Lasem menyatakan belum mengetahui. "Sebaiknya tanya ke PT KAI Daop 8 Surabaya," ujarnya singkat.
Taman Lokomotif yang hadir dua tahun lalu di Kota Bojonegoro, seperti mengobati warga akan klangenan itu. Berkereta api.