Taman Harmoni dan Hutan Bambu Ditutup, Pengunjung Kecewa
Hutan bambu Keputih adalah salah satu tempat wisata murah aset Pemerintah Kota (Pemkot) di Surabaya. Pengelolaannya menjadi satu dengan Taman Harmoni yang berada di tepat di depannya.
Pengunjung cukup merogok uang Rp 3.000 untuk masuk ke Hutan Bambu. Mereka biasanya menghabiskan waktu untuk berswafoto. Pemandangan alami rerimbunan bambu di sini bak replika hutan Arashiyama di Jepang.
Dari pantauan Ngopibareng.id, Sabtu 15 Agustus 2020, Hutan Bambu yang berlokasi di Jalan Raya Marina Asri, Keputih, Kecamatan Sukolilo ini ditutup dengan garis polisi warna hitam dan kuning di bagian jembatan menuju pintu masuk lokasi.
“Ini ditutup sejak 24 Maret 2020. Pernah dibuka kembali selama dua hari, 9-10 Juni lalu. Ada sekitar 300 orang pengunjung. Setelah itu ditutup lagi, katanya perintah dari Pemkot Surabaya,” kata Muhammad Idris, penjaga parkir kepada Ngopibareng.id pada Sabtu, 15 Agustus 2020.
Dari pemberitahuan petugas, lanjut Muhammad, Hutan Bambu ditutup lantaran tidak adanya thermo gun untuk cek suhu para pengunjung. Hingga saat ini, Hutan Bambu belum dibuka. Senasib, Taman Harmoni yang bertempat 100 meter dari Hutan Bambu juga masih ditutup.
Muhammad sempat menanyakan kepada petugas taman tentang kepastian hutan dibuka. Namun jawaban yang ada membuatnya gelisah. Sebab masih menunggu instruksi dari Pemkot Surabaya.
“Waktu itu saya sempat tanya alasan ditutup, terus katanya nggak ada thermo gun. Saya tanya lagi kapan dibuka, tapi disuruh nunggu. Petugas sendiri menunggu instruksi dari Pemkot Surabaya,” ujarnya.
Taman masih Ditutup
Sejauh mata memandang, di area Taman Harmoni dan Hutan Bambu tidak ada keterangan tertulis perihal penutupan tempat wisata. Hanya garis pembatas polisi yang melintang di pintu masuk. Tak heran banyak pengunjung yang kecewa. Terlihat ada sekitar 15 orang pengunjung pada pukul 15.00 WIB.
Salah satunya Faradilla Setyawardani. Ia mengaku kecewa lantaran tidak ada informasi tentang penutupan Hutan Bambu dan Taman Harmoni. Padahal, dia jauh-jauh mengendarai sepeda motor dari Sedati, Sidoarjo.
“Saya kecewa ya nggak ada pemberitahuan atau tulisan apapun. Di Google informasinya juga masih buka. Saya menempuh perjalanan satu jam lebih bersepeda motor untuk menghilangkan penat setelah skripsi. Eh, ternyata ditutup,” keluhnya.
Faradilla memilih menghilangkan stres di Hutan Bambu dan Taman Harmoni karena penasaran. Saat itu Faradilla melihat foto temannya di Instagram dengan background bambu. Ini adalah kali pertama Faradilla berkunjung. Sayang, lantaran tidak bisa masuk ia pun memilih kembali pulang.
Selain Faradilla, Ardana Nugraha pengunjung yang lain dari Kedinding, Surabaya, juga mengaku kecewa. Akhirnya, Ardana memilih untuk kembali pulang. “Saya iseng pingin jalan-jalan dan foto-foto. Eh pas di sini kok tutup. Saya kecewa karena tidak ada pemberitahuan sama sekali. Saya kembali pulang saja,” ucapnya.
Para Pengunjung Kecewa
Tak hanya Faradilla dan Ardana, Sintia Devi, pengunjung asal Sedati Sidoarjo mengeluhkan penutupan Taman Harmoni dan Hutan Bambu. Devi bersama lima temannya berniat mencari hiburan. Saat berselancar di internet, tempat yang disarankan oleh mesin pencarian Google adalah Taman Harmoni. Devi akhirnya tertarik dengan pemandangan ratusan bambu alami.
Devi lantas pergi dengan memesan trasnportasi online dengan temannya. Namun, lantaran ditutup dengan terpaksa ia berfoto di tepi taman.
“Saya ke sini untuk liburan, ternyata ditutup dan tidak ada informasi apa-apa. Di google masih buka, mana tadi diusir sama petugasnya. Ngomongnya dari jauh kalau taman ditutup, padahal saya datang dari Sedati dan pesen Gr*b,” kata Devi dengan nada kesal.
Di samping itu, Muhammad menjelaskan banyak pengunjung dari luar kota yang kecewa. Di antaranya siswa sekolah, serta pria dan wanita dewasa. Mereka dari Tuban, Lamongan, dan Sidoarjo. Bahkan selain itu, ada sekitar 20 lebih orang hendak foto pre-wedding yang batal.
“Sampai sekarang masih banyak yang datang, terutama Sabtu dan Minggu. Pengujung tidak tahu hutan bambu ditutup. Ada anak sekolah yang ingin buat tugas, ibu-ibu dan bapak. Mereka datang dari jauh dan kecewa, acara pre-wed 20 lebih juga batal,” tutup Muhammad.
Advertisement