Taliban Rebut Kota Zaranj, AS Ragukan Legitimasi Internasional
Kelompok militan Taliban merebut ibu kota provinsi Afghanistan dan menewaskan pejabat media senior pemerintah di Kabul pada Jumat 6 Agustus 2021. Hal itu terjadi di tengah situasi keamanan yang memburuk saat AS dan pasukan asing lainnya mundur.
Seorang juru bicara polisi di Provinsi Nimroz selatan mengatakan ibu kota Zaranj telah jatuh ke tangan kelompok Islam garis keras karena kurangnya bala bantuan dari pemerintah yang didukung Barat.
Di Twitter, seorang juru bicara Taliban mengatakan bahwa gerilyawan telah "membebaskan sepenuhnya" provinsi itu dan telah menguasai rumah gubernur, markas polisi, dan gedung-gedung resmi lainnya, dikutip dari Reuters, Minggu 8 Agustus 2021.
Setelahnya, seorang jenderal tinggi Afghanistan yang memimpin serangan balasan di selatan negara itu mengatakan serangan udara angkatan udara Afghanistan telah membunuh pejabat tinggi Taliban untuk Nimroz bersama 14 anak buahnya. Reuters belum dapat memverifikasi klaim Jenderal Sami Sadat, komandan 215 Maiwand Afghan Army Corps, di Twitter.
Merebut Lusinan Distrik di Afghanistan
Dalam beberapa bulan terakhir, gerilyawan telah merebut lusinan distrik dan perlintasan perbatasan dan menekan beberapa ibu kota provinsi, termasuk Herat di barat dan Kandahar di selatan, saat pasukan asing ditarik.
Di New York, utusan khusus PBB untuk Afghanistan Deborah Lyons mempertanyakan komitmen Taliban untuk penyelesaian politik, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa perang telah memasuki fase yang lebih mematikan dan lebih merusak "mengingatkan terkait Suriah, baru-baru ini, atau Sarajevo, dalam waktu yang belum terlalu lama".
Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan prospek Afghanistan tergelincir ke dalam perang saudara skala penuh dan berlarut-larut "adalah kenyataan yang nyata".
Zaranj Ibu Kota Provinsi
Zaranj adalah ibu kota provinsi pertama yang jatuh ke tangan Taliban sejak Amerika Serikat mencapai kesepakatan dengannya pada Februari 2020 untuk penarikan pasukan AS.
Sebuah sumber lokal mengatakan Taliban telah merebut kantor gubernur, markas polisi, dan sebuah perkemahan di dekat perbatasan Iran.
Sumber-sumber Taliban mengatakan kelompok itu merayakan dan jatuhnya Zaranj akan mengangkat moral para pejuang mereka. Berbicara dengan syarat anonim, seorang komandan Taliban mengatakan Zaranj memiliki kepentingan strategis karena berada di perbatasan dengan Iran.
Di Kabul, penyerang Taliban membunuh Dawa Khan Menpal, kepala Pusat Media dan Informasi Pemerintah, dalam serangkaian pembunuhan terbaru yang bertujuan untuk melemahkan pemerintahan Presiden Ashraf Ghani yang terpilih secara demokratis.
Reaksi AS atas Aksi Taliban
Merespon hal itu, Amerika Serikat mulai berkomentar. Tindakan Taliban baru-baru ini tidak akan membantu mereka mendapatkan legitimasi internasional, ungkap Gedung Putih pada Jumat 6 Agustus 2021, menyusul aksi kelompok gerilyawan itu yang menewaskan pejabat media senior pemerintah di Kabul.
"Pandangan kami adalah, jika Taliban mengklaim menginginkan legitimasi internasional, tindakan ini tidak akan membuat mereka mendapatkan legitimasi yang mereka cari," kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki pada konferensi pers, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu 7 Agustus 2021.
"Mereka tidak seharusnya terus berada di lintasan ini. Mereka dapat memilih untuk mencurahkan energi yang sama untuk proses perdamaian seperti yang mereka lakukan untuk kampanye militer mereka," tambahnya lagi.
Penyerang Taliban menewaskan Dawa Khan Menapal, kepala Pusat Media dan Informasi Pemerintah, dalam serangkaian pembunuhan terbaru yang bertujuan melemahkan pemerintahan Presiden Ashraf Ghani yang terpilih secara demokratis.