Taliban di Afghanistan, Ratusan Staf Perempuan PBB Dilarang Kerja
PBB menyebut sedikitnya 3.330 staf PBB baik laki-laki dan perempuan di Afghanistan, dilarang masuk kantor. Langkah ini mengikuti adanya larangan Taliban, agar PBB tidak mempekerjakan staf perempuan.
Dilansir dari Al Jazeera, langkah ini berlangsung selama dua hari terakhir, sejak Taliban melarang staf perempuan PBB untuk bekerja.
PBB kini sedang melihat kondisi, dan dampak dari adanya seruan Taliban itu. PBB sendiri meliburkan staf sebab khawatir dengan dampak bila larangan Taliban dilanggar.
Meski, juru bicara PBB Staphane Dujarric, menegaskan jika pihaknya tidak akan mengganti pekerja perempuan Afghanistan dengan laki-laki.
PBB juga tidak akan mengganti staf perempuan lokal, dengan tenaga internasional, dilansir dari Associated Pers, Jumat 7 April 2023. Menurutnya, staf lokal dibutuhkan untuk menyalurkan bantuan pada penduduk lokal.
PBB sendiri telah melakukan pertemuan tertutup yang melibatkan Menteri Luar Negeri Taliban, Amir Khan Muttaqi. Dalam pertemuan yang berlangsung Rabu lalu, PBB mendesak agar Taliban mencabut larangan mereka, bagi perempuan.
Diketahui, PBB memiliki sekitar 3.900 staf di Afghanistan, termasuk sekitar 3.300 warga Afghanistan dan 600 personel internasional. Di antaranya, terdapat 600 perempuan Afghanistan dan 200 perempuan dari negara lain.
Sementara, sikap Taliban melarang perempuan bekerja dan bersekolah telah mengundang hujatan dari dunia. Sikap itu dianggap melanggar hak asasi manusia, sekaligus mengkhianati janji awal yang disampaikan Taliban, ketika hendak mengambil alih kekuasaan di Afghanistan tahun 2021 lalu.
Taliban menerapkan banyak larangan terhadap perempuan, mulai dari dilarang pergi ke sekolah, bekerja, bepergian sendirian, bahkan pergi ke taman atau pusat olahraga.
Perempuan juga wajib menutup badannya dari ujung rambut hingga jempol kaki. Per Desember, Taliban juga melarang perempuan untuk bekerja di organisasi kemanusiaan.