Taliban Berkuasa, Umumkan Amnesti Orang Pemerintahan Afghanistan
Setelah menguasai sebagian besar wilayah Afghanistan, kelompok militan Taliban kini memegang kendali kekuasaan di negeri yang diliputi konflik sejak lama. Begitu pun, Taliban mengumumkan amnesti bagi semua orang bekerja di pemerintahan Afghanistan saat ini mulai dari level tertinggi hingga terendah, sipil atah militer.
Artinya, Taliban tidak akan memproses hukum atau balas dendam terhadap Presiden Asyraf Ghani, srmua anggota kabinet, pejabat militer, dan pejabat sipil.
"Kami tegaskan sekali lagi, kami tidak akan menuntut balas kepada siapa pun," kata pimpinan pusat Taliban, dikutip dari Albalad.co, Minggu 15 Agustus 2021.
"Semua orang pernah bekerja untuk pemerintah baik di sektor militer atau sipil, tidak akan mendapat balasan dendam dari kami."
Karena itu, Taliban mendesak semua elite, tentara, dan pegawai pemerintah tidak lari dari Afghanistan. Taliban juga menyerukan mereka sudah kabur ke negara lain untuk kembali.
Para Pejabat Melarikan Diri
Banyak tentara dan sejumlah petinggi Afghanistan kabur ke negara tetangga seperti Iran, Tajikistan, dan Uzbekistan.
Wakil Presiden Amrullah Saleh sudah mencari perlindungan ke Tajikistan. Eks Wakil Presiden Abdurrasyid Dustum dan mantan Gubernur Provinsi Balkh ke Uzbekistan.
Taliban segera memegang kekuasaan di Afghanistan hari ini setelah merebut 33 provinsi.
Asyraf Ghani Menyerah
Presiden Asyraf Ghani telah menyerahkan kekuasaan kepada Taliban dan sudah meninggalkan Afghanistan.
"Benar, Asyraf Ghani sudah meninggalkan Afghanistan," kata juru bicara Taliban Muhammad Naim kepada Albalad.co melalui pesan WhatsApp.
Menurut Sajjad Nuristani, pejabat di pemerintahan Asyraf Ghani kepada Asia Plus, Ghani terbang ke Tajikistan bareng penasihat keamanan nasional Hamdullah Muhib dan kepala staf kepresidenan Fazl Mahmud Fazli.
Dia menambahkan dari Tajikistan, Ghani akan ke negara lain. Namun dia tidak mengetahui negara tujuan Ghani nantinya.
Melalui Twitter, Menteri Pertahanan Afghanistan di era Ghani, Bismillah Muhammadi Khan, mengecam tindakan Ghani dan dua orang kepercayaannya itu pergi meninggalkan tanah airnya.