Takut Dikucilkan, OTG Pilih Sembunyikan Statusnya
Penderita Covid-19 dari kalangan orang tanpa gejala (OTG) banyak yang merahasiakan statusnya, jika positif Covid. Sebab, mereka khawatir terkena sanksi sosial, dikucilkan, dan menjadi bahan rasan-rasan. Fakta ini disampaikan oleh pengamat sosial Universitas Indonesia, Devi Rahmawati, saat berbincang dengan Ngopibareng.id, Minggu 14 Februari.
Menurut Devi, gagasan pemerintah memberlakukan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro, cukup baik. OTG sering dijadikan indikator untuk menerapkan 3T hingga tingkat RT dan RW, secara efektif, dengan harapan bisa mempercepat penanggulangan Covid-19.
3T tersebut adalah tes Covid-19 (testing), penelusuran kontak erat (tracing), dan tindak lanjut berupa perawatan pada pasien Covid-19 (treatment). "Karena takut terkena sanksi sosial dari masyakat, mereka pilih diam. Ini salah satu penyebab terjadinya klaster keluarga tersebut," ujar Devi.
Ia kemudian mengambil contoh ada seorang anggota keluarga yang terkonfirmasi positif Covid-19. Tetapi ia merahasiakan kasusnya tersebut pada anggota keluarga yang lain."Setelah dites swab, diketahui seluruh anggotanya posifif," katanya.
Supaya orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 mau terbuka, masyarakat diminta tetap menunjukkan empati pada pasien Covid-19, tetapi tetap dalam koridor protokol kesehatan.
Di depan penderita Covid-19 jangan memperlihatkan tingkah laku yang menyinggung perasaannya."Kita harus memberi dukungan moral supaya penderita tersebut tetap semangat dan percaya diri," pesan Devi.
Inilah tujuan PPKM Mikro yang sedang digalakkan oleh Satgas penanggulan Covid-19, kata pengamat sosial UI tersebut.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito secara terpisah, mengatakan sinyalemen yang disampaikan oleh pengamat sosial UI tersebut juga ia rasakan. Ada yang tidak mengaku kalau terpapar Covid-19 karena takut dibully, atau terkena sanksi sosial.
"Kami tidak kurang kurang mengedukasi masyarat supaya tetap empati pada panderita Covid-19 sebab mereka adalah korban," kata Wiku.