Takmir Mushola Apartemen Puncak Kertajaya Anggap Aneh Larangan Sholat
Pengurus Takmir Mushola An-Nuur yang berada di dalam area Apartemen Puncak Kertajaya, menganggap aneh larangan sholat Jumat untuk karyawan yang dikeluarkan oleh manajemen pengelola Puncak Apartemen. Pasalnya, mushola ini sudah berdiri sekitar tiga atau empat tahun yang lalu.
“Sedangkan pelaksanaan sholat Jumat sudah dilakukan sejak dua atau tiga tahun yang lalu. Dan selama itu para karyawan tak masalah menjalankan sholat di mushola ini,” kata Imam selaku pengurus takmir musholla.
Imam tahu persis operasional mushola ini, karena dia juga sudah menjadi penghuni Apartemen Puncak Kertajaya sejak empat tahun silam. Kata dia, selama berdiri manajemen juga tak mempermasalahkan bagi karyawan untuk menjalankan sholat. Baru sekitar tiga minggu yang lalu manajemen mengeluarkan larangan bagi karyawan sholat di mushola ini.
Bahkan, Imam mengklaim jika sudah ada empat karyawan puncak manajemen yang dipecat gara-gara jalankan sholat. Mereka ini dipecat secara sepihak, tanpa didahulu dengan surat peringatan. Padahal mereka sudah bekerja di manajemen selama bertahun-tahun.
Keberadaan mushola ini pun, kata Imam juga tak mengganggu penghuni lain apartemen. Kata dia, saat akan mendirikan mushola ini, takmir juga sudah meminta izin kepada pengelola Puncak Apartemen Kertajaya.
“Manajemen juga tak mempermasalahkan keberadaan mushola ini. Memang kalau untuk shalat Jumat biasanya meluber hingga tempat parkir. Tapi itu tak masalah, karena sholat Jumat paling memakan waktu dua saja,” kata Imam.
Izin dari manajemen ini perlu, karena lokasi musholanya yang berada di memang di basement, dengan kantor manajemen. Bahkan saat mendirikan mushola ini, tak hanya manajemen yang memberikan bantuan, penghuni lain yang nonmuslim pun ikut membantu.
“Kalau bulan puasa, penghuni apartemen yang nonmuslim juga ikut menyumbang takjil. Lalu yang dipermasalahkan manajemen itu, sebenarnya apa?” ujar Imam keheranan. (amr)
Advertisement