Tak Tunggu Pemerintah, Warga Dukuh Karangan Inisiasi Aksi Berbagi
Warga RT 04/ RW 03 Dukuh Karangan, Babatan, Wiyung, Surabaya menginisiasi gerakan berbagi. Gerakan ini berawal dari salah satu warga yang pernah viral atas kasus pengajuan judicial review BPJS, yakni Kusnan Hadi.
Ia mengaku terinspirasi dari gerakan 'Tengok Tetangga' milik Ganjar Pranowo. Menurutnya, gerakan yang digagas Gubernur Jawa Tengah tersebut, bisa membantu para tetangga yang kesulitan makanan di tengah pandemi corona atau Covid-19. Terlebih, Surabaya Raya yang meliputi Kota Surabaya, sebagian Kabupaten Sidoarjo dan Gresik tengah diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Melihat keadaan saat ini gerakan 'Tengok Tetangga' dari Pak Ganjar Pranowo bagus dicontoh, daripada kita harus meneriaki pemerintah terus menerus,” kata Kusnan Hadi kepada Ngopibareng.id.
Untuk melakukan gerakan berbagi tersebut, pria yang sempat membagikan wedang uwuh gratis di awal pandemi corona itu, mengumpulkan beberapa warga dan pemuda yang tergabung dalam karang taruna di sekitar rumahnya.
Mereka sepakat menyumbangkan sejumlah dana, dan ada sebagian warga mendonasikan buah, beras atau minyak. Dana dan barang yang terkumpul itu ditambah kas RT/RW. Dana yang terkumpul ini akan dibagikan kepada warga, baik penduduk asli maupun pendatang yang terdampak corona.
“Ini baik pendatang atau warga asli semuanya kami kasih. Baik kontrakan maupun kosan, mereka sudah nggak kerja, saudara jauh dan tidak bisa pulang,” tegas Kusnan Hadi.
Total sumbangan yang terkumpul sebesar Rp5,8 juta. Uang tersebut dibelikan sembako berupa beras, minyak goreng, dan mie instan. Masing-masing warga mendaparkan bungkusan berisi lima kilogram beras, empat bungkus mie instan, dan minyak goreng ukuran 250 ml.
Paket sembako ini dibagikan kepada sekitar enam ribu warga. “Saat ini sudah ada 300 warga yang sudah dibagi sembako. Sisa 300 warga lainnya akan dibagikan sesuai data dari RT,” ujar Kusnan Hadi.
Rencananya, gerakan berbagi ke warga ini akan tetap berlangsung meski bantuan dari pemerintah sudah turun. Kusnan Hadi yang merupakan seorang aktifis itu mengaku tetap memantau kondisi tetangganya selama pandemi corona berlangsung.
Menurut Kusnan Hadi, jika seluruh kampung menerapkan gerakan 'Tengok Tetangga' bisa menyelamatkan warga sekitar kampungnya. Warga juga menjadi lebih mandiri tanpa tergantung bantuan dari pemerintah.
“Mungkin kali ini makanan, saya harap besok bisa bantu ekonomi mereka. Biar nggak ada yang nganggur, kalau menunggu pemerintah keburu pingsan. Nggak lucu jika ada warga Surabaya yang meninggal karena kelaparan,” tutupnya.