Tak Tersentuh, SSB di Jombang Biayai Latihan Lewat Iuran Mandiri
Sekolah Sepak Bola (SSB) Bintang Muda, Jombang, Jawa Timur, belum dapat perhatian daerah. Biayai aktivitas latihan atlet muda lewat iuran harian. Pelatih Kepala SSB Bintang Muda, Wawan Heriyawan mengatakan, selama ini belum ada bantuan untuk pengembangan olahraga khususnya sepakbola usia muda.
"Belum ada bantuan atau perhatian dari Pemkab, Askab (Asosiasi Kabupaten) PSSI Jombang. Dan kalau KONI Jombang, untuk SSB sendiri belum ada juga bantuan selama ini," ungkapnya.
Selama ini, untuk pengembangan anak-anak yang tergabung di SSB, Wawan Heriyawan hanya mengandalkan iuran harian. Dari iuran itu juga, digunakan untuk membiayai operasional latihan.
"Untuk anggaran dari iuran anak-anak. Dari situ buat perawatan lapangan, perawatan rumput, beli alat-alat latihan dan kalau ada sisanya dibagi untuk uang bensin pelatih," katanya.
Iuran dari anak-anak ini pun tidak terlalu besar, hanya Rp 5.000 dalam satu kali pertemuan. Jadwal latihan satu minggu empat kali, setiap hari Minggu, Senin, Kamis dan Jumat mulai pukul 14.00 sampai 17.00 WIB.
Selama latihan, SSB Bintang Muda latihan di lapangan sepakbola belakang kampus Undar (Universitas Darul Ulum) Jombang, di Jl. Gus Dur No.29A, Mojongapitindah, Mojongapit, Jombang.
"SSB ini sudah jalan tiga tahun sejak 2018. Dulu latihan di stadion dengan nama SSB berbeda, terus kita pindah ke lapangan Undar Jombang dengan nama baru yang sekarang ini," ujar Wawan Heriyawan.
SSB yang memiliki anggota sekitar 50 anak-anak tingkat SD dan SMP usia 8-15 tahun ini, didampingi 5 pelatih berlisensi C dan D. Empat pelatih pemain dan satu pelatih kiper. Selain kurangnya perhatian, Wawan juga menyebut jarang ada turnamen usia 15 tahun kebawah di Jombang.
"Karena juga di Jombang ini sangat jarang ada turnamen jadi tim kami sering bertanding ke Nganjuk, Kediri, Surabaya," ungkap Wawan Heriyawan.
Sementara itu, salah satu orangtua murid SSB yang ikut mendapingi anaknya berlatih mengatakan mengikutsertakan anaknya ke dalam SSB agar anaknya bisa mendapatkan kegiatan positif.
"Biar anak aktif dari kecil, daripada main diluar, main di kali, layangan, lebih baik di arahkan ke yang positif," tutur Yayuk, perempuan yang juga warga Mojongapit ini.
Orangtua hanya ingin melihat anaknya aktif melakukan hal-hal positif, salah satunya lewat olahraga sepakbola. "Harapannya yah semua sudah ada yang mengatur gitu aja. Kalau untuk sistem bayar nya setiap pertemuan, tidak bulanan," pungkasnya.