Sedia Tambal Ban Online, Pemuda Jombang Banyak Dicari Saat Covid
Di Jombang, tukang tambal ban tak lagi menunggu pelanggan di kiosnya. Muhammad Ragil Saputra asal Desa Mambang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, melayani jasa tambal ban online ala jemput bola, datang ke lokasi pelanggan. Layanan ini populer dari getok tular,dari mulut ke mulut para pelanggan. Jasanya lebih banyak diminati selama pandemi corona.
“Biasanya pelanggan tinggal nelpon nomor saja, lalu saya tanyai lokasi orangnya. Jika bisa saya jangkau, saya datangi. Tetapi jika tidak, saya meminta maaf karena tidak bisa melayani” kata Ragil kepada Ngopibareng.id, pada Minggu 7 Juni 2020.
Pemilik jasa tambal ban bernama Mas Bro ini memperkirakan, dalam sekali tambal, paling cepat dibutuhkan waktu setengah jam, sedangkan paling lama sekitar 45 menit.
Karena melayani jasa jempit bola, Ragil mematok tarif berbeda sesuai jarak tempuh. Untuk wilayah sekitar kampung tempatnya tinggal, tarifnya Rp 10 ribu. Namun, di luar itu, seperti wilayah Sambisari, Ceweng, Kwaron, dan Diwek dia memberi tarif seharga Rp 15-20 ribu.
“Kalau untuk warga kampung saya biasanya Rp 10 ribu, di luar itu Rp 15-20 ribu. Saya juga sempat dibayar pakai Al-Fatihah karena pelanggan nggak ada duit” tambahnya.
Pelanggan Bertambah Saat Covid
Layanan ini sudah dirintis sejak ia tamat sekolah menengah kejuruan. Alasannya antara lain agar mempermudah pelanggan. Selain itu bertujuan supaya pelanggan mengetahui yang terjadi pada ban motornya secara langsung.
Dulu ia hanya menambal ban setiap malam hari. Sebab sejak 2013-2016 setiap pagi hingga sore, Ragil bekerja di sawah milik salah satu pondok di Jombang. Berlanjut bekerja di pabrik makanan ringan sejak 2017.
Namun, setelah pandemi covid-19 menyerang, menambal ban dilakoni full time sejak pagi. Pekerjaan utamanya di pabrik diliburkan. Beruntung, jumlahnya naik sedikit. Dari empat pelanggan, menjadi tujuh.
Dalam mengerjakan tambal ban, Ragil mengutamakan kejujuran, kualitas kerapihan jahitan atau tambalan, serta kekuatan hasil tambalannya. Ilmu menambal ini dia peroleh saat di bangku sekolah serta dari belajar tutorial di Youtube. Tak heran jika pelanggan setianya berjumlah 15 orang lebih.
“Alhamdulillah nambah sedikit saat corona. Orang kan juga malas keluar saat-saat ini” jelasnya.
Meski tidak banyak yang didapatkan dari tambal ban, Ragil mengaku tidak menaikkan tarif. Niatnya murni untuk menolong orang.
Ragil juga terkadang memberi sedikit hiburan gratis jika dalam menambal ban ada anak kecil yang ikut. Dia akan beratraksi dengan meletakkan api di jarinya selama 4 detik. Keahlian itu diperoleh sejak tujuh tahun silam saat belajar silat.
Miliki Sampingan Lain
Selain menambal ban, pemuda berambut gondrong ini juga menyediakan jasa mengisi gas korek. Keahlian ini didapatnya dari mengamati penjual serta didikan pamannya.
Sebelum ada pandemi, sejak tahun 2018 Ragil membuka lapaknya di alun-alun Jombang sejak pukul 18.00 hingga 22.00. Setelahnya, ia baru melanjutkan jasa tambal ban onlinenya..
Selain mengisi korek, pria yang menyukai musik dangdut itu juga menjual korek unik yang dihasilkan dari tangan dinginnya. Seperti korek berbentuk bengkok, pun bercorak dua warna. Kreasi korek ini dari pemikirannya sendiri.
“Untuk tambahan saya juga ngisi korek, kalau korek setengah jam bisa dapat Rp 25 ribu. Kalau tambal ban dengan waktu yang sama dapatnya Rp 15 ribu” ujarnya.
Dalam menjaga stan koreknya di Jombang, Ragil selalu ditemani jaket hitam khusus yang didesain sendiri. Dalam jaket tersebut, tersimpan 87 kantong lebih untuk wadah korek gas yang sudah diisi bensol. Selain itu, untuk dirinya sendiri agar koreknya selalu sedia saathendak merokok.
“Jaketnya saya desain dan jahitin sendiri. Kalau dibutuhkan sewaktu-waktu kan mudah, nggak perlu bawa alat sudah bisa ditukar dengan korek yang baru” tutupnya.
Advertisement