Tak Serukan Boikot Produk Prancis, Ini Alasan NU Jawa Timur
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Marzuki Mustamar mengingatkan, umat Islam tentu marah ketika Nabi Muhammad digambarkan dengan citra yang buruk. Sebagaimana terjadi di Prancis, Nabi Muhammad dikarikaturkan sehingga menimbulkan reaksi yang meluas di seluruh dunia.
Namun, diingatkan Kiai Marzuki, umat Islam juga harus evalusi, mawas diri, introspeksi akan tindakan dan kejadian selama ini.
"Di Prancis, kepada Muslim yang ramah, Muslim yang Ahlussunnah Waljamaah seperti kita, mereka bisa menerima. Sebanyak dua ribu masjid di Prancis aman-aman saja," tuturnya, dikutip Senin, 9 November 2020.
Pengasuh Pesantren Sabilurrosyad Gasek, kota Malang mengungkapkan hal itu menjawab pertanyaan "Mengapa NU tidak Serukan boikot produk-produk Prancis?".
Menurut Kiai Marzuki, umat Islam selama melaksanakan ibadah menghormati masyarakat setempat, seperti melakukan salat, dzikir, dan aktivitas yang lain yang mencerminkan keteduhan dalam ibadah, tetap aman di Prancis.
Pengungsi dari Suriah, ribuan jumlahnya pun bisa diterima di Prancis. Begitu pun yang membuat Presiden Prancis Emmanuel Macron marah adalah adanya tindakan terorisme, ekstremisme, sebagaimana dilakukan ISIS dan kelompok Islam yang mengedepankan kekerasan.
"ISIS, teroris, kaum radikal, yang membunuh seorang sejarah senior di negeri ini, membuat Macon kecewa dan marah. Islam yang tampil dengan marah sangat mencederai citra Islam sendiri sehingga kalangan di luar Islam pun akhirnya tak suka kita," tuturnya.
"Jadi yang bermasalah adalah Islam yang radikal, Islam yang tampil dengan kekerasan. Kalau seperti kita yang menampilkan Islam yang ramah, toleran, tentu mereka pun menghormati kita," tutur Kiai Marzuki Mustamar, dalam pesan yang beredar di media sosial.
Kiai Marzuki mengingatkan, dalam Al-Quran pun telah dikatakan janganlah memperolok dan menyebut dengan buruk keyakinan agama lain. Seperti menyebut Yesus dengan buruk, tidak diperbolehkan dalam Islam. Demikian pula tindakan melecehkan terhadap agama lain.
"Pada zaman Nabi, ada yang memperolok patung-patung jahiliyah,seperti Latta, Uzza, Manna, tidak diperkenankan. Karena itu, jangan menyakiti hati mereka yang di luar keyakinan dengan kita," tuturnya.
Kenapa begitu?
"Karena ketika kita memperolok mereka, kelak mereka akan memperolok Nabi kita, memperolok Gusti Allah Ta'ala. Dengan begitu, mereka pun menghormati kita. Karena itu, pesan dalam Al-Quran," tuturnya.
Kiai Marzuki Mustamar menegaskan, setiap Muslim seharusnya mencitrakan keberhasilan dan prestasi di mana ia tinggal. Misalnya, di Australia, bila ada seseorang Muslim sukses dan berhasil, tentu akan turut mengangkat nama baik negeri itu. Dengan begitu, Islam pun secara otomasi akan memberi sumbangan nama harum. Sehingga, Islam pun terangkat citra baiknya.
Advertisement