Udara Pontianak Penuh Asap tak Sehat, 10 Helikopter Dikerahkan
Kebakaran hutan dan lahan hingga saat ini masih melanda wilayah Kalimantan Barat. Proses pemadaman dilakukan dengan dua tim yakni tim darat dan tim udara.
Tim darat merupakan gabungan dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Dinas Pemadam Kebarakan, Satpol PP dan relawan. Tim ini bertugas melakukan pemadaman manual dengan menyisir di darat.
Sedangkan satgas udara dari BNPB dan BPPT saat ini mengerahkan 10 helikopter untuk melakukan patroli dan water bombing.
"BNPB dan BPPT juga terus melakukan hujan buatan atau teknologi modifikasi cuaca menggunakan pesawat Casa 212-200 TNI AU. Sudah 5 ton bahan semai Natrium Clorida (CaCl) ditaburkan ke dalam awan-awan potensial di angkasa," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Kamis 23 Agustus 2018.
"Dalam beberapa hari turun hujan, meski tidak merata. Namun mengurangi jumlah kebakaran yang ada," kata Sutopo.
Lahan gambut yang terbakar menyebabkan kendala dalam pemadaman. Selain itu cuaca kering, air mulai terbatas, dan daerah yang terbakar cukup luas menghambat upaya pemadaman.
Menurut Sutopo, banyaknya titik panas kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat ini terkait dengan kebiasaan masyarakat membakar lahan sebelum membuka lahan.
Masyarakat di Kabupaten Sanggau, Sambas, Ketapang, Kubu Raya dan lainnya memiliki tradisi "gawai serentak", yaitu kebiasaan persiapan musim tanam dengan membuka lahan dengan cara membakar.
"Meskipun pemerintah daerah telah melarang namun kebiasaan ini masih dipraktekkan di banyak tempat," ujarnya.
Sementara itu, hasil pantauan 24 jam terakhir dari satelit Aqua, Terra, SNPP pada katalog Modis Lapan, terdeteksi 885 titik panas (hotspot) kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat. Dari 885 titik panas tersebut 509 titik panas kategori sedang dan 376 titik panas kategori tinggi.
"Jumlah 885 titik panas di Kalimantan Barat ini adalah terbanyak dibandingkan provinsi lain di Indonesia. Daerah yang cukup banyak terdeteksi titik panas adalah Kalimantan Tengah adalah 151 titik panas. Secara keseluruhan terdapat 1.231 titik panas di Indonesia pada hari ini," kata Sutopo.
Kebakaran hutan parah kali ini juga telah menyebabkan kualitas udara di Pontianak berdasarkan konsentrasi partikulat (PM10) terukur 166 mikro gram per meter kubik atau kategori tidak sehat.
"Sebanyak 2.000 orang dilaporkan menderita sakit ISPA selama musim kemarau ini," kata Dia. (man)