Tak Sampai Seminggu, Film Pemburu di Manchester Biru Turun Layar
Film Pemburu di Manchester Biru telah dirilis sejak 6 Februari 2020. Namun tak sampai seminggu, film yang dibintangi Adipati Dolken dan Ganindra Bimo ini telah turun layar.
Film adaptasi novel berdasarkan kisah nyata Hanif Thamrin, mantan International Content Producer di klub liga Inggris, Manchester City itu, sedang mencari cara alternatif untuk menjual film tersebut.
“Kita sedang nego untuk masuk digital streaming, termasuk FTA (free to air),” ungkap Hanif Thamrin.
Mantan Direktur Hubungan Internasional dan Media PSSI ini tidak tahu berapa banyak kerugian yang dialami, karena ia tidak menjabat sebagai produser film.
Memang ketika Pemburu di Manchester Biru diproduksi dan dirilis, Hanif Thamrin mendapat banyak kecaman dari netizen. Semuanya mempermasalahkan tagline dari novel Pemburu di Manchester Biru, yakni 'Satu-satunya orang Indonesia yang bekerja di Manchester City'.
Padahal, sebelum Hanif Thamrin, ada beberapa orang Indonesia lain yang pernah bekerja untuk klub tersebut.
Kabar film Pemburu di Manchester Biru turun layar rupanya menarik banyak perhatian netizen Twitter. Menurut mereka, hal itu sebab Manchester seharusnya berwarna merah, bukan biru.
Seperti diketahui, Manchester memiliki dua klub bola yang sama-sama banyak dijagokan yakni, Manchester United (seragamnya berwarna merah) dan Manchester City (biru).
"Lah iya dimana-mana Manchester ya Merah, mana ada Manchester Biru?" komentar akun @o***ai_.
"Coba tentang manchester merah. Pasti bakal lebih banyak peminatnya," sahut akun @r***an_mr10.
"Kalo Manchester merah mungkin juga ramek kalo biru mah wajar sepi," tulis akun @A***swisesa_K.
"Harusnya diganti jadi merah sih ini," balas akun @m***wwwwww.
"Laahh kan Manchester tuh dimana-mana merah mana ada Manchester Biru ?" komentar akun @F***rulilA.
"Coba diganti manchester merah. Pasti rame," sahut akun @d***wkwk.
Sinopsis
Pemburu di Manchester Biru, film Adipati Dolken tentang orang Indonesia yang bekerja di klub bola di London. Hanif Thamrin (Adipati Dolkien) memutuskan untuk meninggalkan kampung kelahirannya di Payakumbuh, Padang.
Dia terbang untuk mengadu nasib di kota impiannya, London, Inggris. Itu terjadi pada tahun 2016. Hanif ingin memperjuangkan cita-citanya serta membanggakan almarhum ayahnya.
Di London, Hanif menjadi salah satu pekerja untuk klub English Premiere League, Manchester City.
Namun tentunya hal itu tidak mudah. Dia beberapa kali gagal dalam penugasan. Namun Hanif masih mencoba berusaha memperbaiki walaupun seringkali atasannya naik pitam.
Salah satu alasan Hanif masih bertahan dari berbagai kegagalan yaitu kata-kata ayahnya. “Hanif bisa, asal Hanif mau jadi diri sendiri.”
Selain Adipati, beberapa pemain lain yang bergabung di antaranya Ganindra Bimo, Vonny Cornelia, dan Donny Alamsyah.
Film arahan sutradara Rako Prijanto dan penulis naskah Titien Wattimena itu merupakan produksi studio produksi Inti Makmur Internasional dan Oreima Films.
Advertisement