Tak Sabar Jemput Pengungsi Syiah Sampang, Bupati Tagih Pemprov
Bupati Sampang Slamet Junaidi menyatakan pemkab menunggu tindak lanjut Pemerintah Provinsi Jatim soal pemulangan pengungsi mantan pengikut ajaran Islam Syiah dari Rusunawa Jemundo, Sidoarja, ke Kabupaten Sampang. Sesuai rencana awal, pengungsi akan dipulangkan pada 20 Januari 2022.
Persiapan Sampang
Bupati yang akrab disapa Haji Idi itu menyampaikan sejumlah persiapan untuk menyambut kepulangan pengungsi Syiah dari Jemundo.
Ia mengatakan jika tim 5 yang berisi tokoh masyarakat, tokoh agama, perangkat desa, hingga ulama, telah siap menerima kepulangan mereka ke kampung halaman.
Selain itu, pihaknya juga telah menyiapkan konsep matang dalam penjemputan pengungsi Syiah dari Jemundo.
Nantinya, perwakilan warga Sampang akan menjemput mantan pengikut Syiah ke Sidoarjo. Dalam proses pemulangan itu akan mampir di Pendopo Trunojoyo Jalan Wijaya Kusuma, Sampang. Total tahap I proses pemulangan ini akan diikuti sebanyak 26 kepala keluarga atau 104 jiwa.
Selain itu pihaknya juga telah menyiapkan program pembangunan rumah layak huni (RLH). Kemudian, minimal setiap kepala keluarga (KK) diusulkan mendapat pekerjaan di industri pabrik demi membantu kebutuhan ekonomi sehari-hari.
Tagih Sikap Pemprov Jatim
Namun, Bupati Sampang mengaku dibutuhkan kerja sama dan koordinasi dengan Pemprov Jawa Timur terkait seluruh proses pemulangan pengungsi Syiah Sampang itu.
Hingga saat ini, belum ada pertemuan lagi yang melibatkan Pemprov Jatim sebelum 20 Januari 2022. "Ini bukan menjadi tanggung jawab daerah saja, melainkan provinsi karena Sampang masih bagian dari Jawa Timur sebagai bentuk koordinasi pemerintah tingkat II ke tingkat I," katanya dikutip dari Antara, Minggu 16 Januari.
Namun, bila Pemprov lamban dalam bertindak, ia tak ragu untuk mengambil alih seluruh proses pemulangan pengungsi Syiah dari Jemundo di Sidoarjo menuju kampung halaman mereka di Sampang.
"Jika pihak provinsi masih ada tarik ulur, kami akan ambil alih seluruhnya mulai dari proses pemulangan bahkan siap memakai dana pribadi," katanya.
Seperti diketahui Konflik antara Syiah dan Sunni telah berakhir damai, setelah semua pengikut Syiah berbaiat untuk kembali memeluk ajaran Islam Sunni pada November 2020.
Konflik Sunni Syiah
Konflik bernuansa SARA antara Syiah dan Sunni di Sampang, Madura, Jawa Timur itu terjadi pada tahun 2012 hingga akhirnya para korban ini diungsikan di Rusunawa, Jemondo, Sidoarjo, Jawa Timur.
Komunitas Syiah Sampang ini diusir dari kampung halaman mereka di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben dan Desa Blu`uran, Kecamatan Karang Penang, Sampang oleh sekelompok massa anti-syiah, lantaran berbeda paham dengan mayoritas penganut Islam di wilayah itu.
Sebelum diungsikan ke Sidoarja, korban penyerangan kelompok anti-Syiah ini terlebih dahulu diungsikan oleh Pemkab Sampang ke Gedung Olahraga (GOR) Wijaya Kusuma.
Atas desakan kelompok mayoritas, maka pada 20 Juni 2013, kelompok Islam Syiah ini akhirnya dipindah ke Rusunawa, Jemondo, Sidoarjo, Jawa Timur.
Pemerintah Kabupaten Sampang sebelumnya menyatakan, pengungsian kelompok Islam minoritas di Sampang ke Sidoarjo itu, hanya sementara, namun hingga kini masih tetap tinggal di pengungsian. Kala itu, jumlah total warga Syiah yang diungsikan sebanyak 338 orang, terdiri dari 81 kepala keluarga.