Tak Rela Biden Menang, 'Proud Boys' dan 'Antifa' Bentrok
Protes atas kemenangan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berlangsung di seluruh wilayah pada Sabtu 12 Desember 2020, termasuk di Washington. Dalam aksi itu, kelompok-kelompok sayap kanan bentrok dengan kontra pengunjuk rasa meskipun banyak polisi hadir.
Penyelenggara Stop The Steal, yang menuduh tanpa bukti bahwa kemenangan Pemilu AS pada 3 November dinodai oleh kecurangan. Pada kesempatan itu, kelompok gereja mendesak para pendukungnya berpartisipasi dalam "Jericho Marches" dan aksi doa.
Namun di pusat kota Washington, ketegangan meningkat setelah gelap ketika sejumlah pengunjuk rasa pro-Trump "Proud Boys" dan pengunjuk rasa "Antifa" berhadap-hadapan, dipisahkan oleh polisi dengan perlengkapan anti huru hara dan dengan sepeda, seperti dikutip dari The Guardian, Minggu 13 Desember 2020.
Sekitar 200 anggota Proud Boys, kelompok sayap kanan yang anarkis, ikut bergabung dalam pawai hari Sabtu di dekat hotel Trump di ibu kota. Banyak di antaranya mengenakan seragam tempur dan rompi balistik, membawa helm dan isyarat tangan yang digunakan kaum nasionalis kulit putih.
Kedua kelompok itu saling meneriakkan ejekan di seberang jalan dekat McPherson Square dan beberapa menyalakan kembang api, tetapi polisi memisahkan mereka.
Polisi menyemprotkan merica setidaknya kepada dua pengunjuk rasa sebelum Proud Boys meninggalkan kawasan itu dan berkumpul kembali beberapa blok jauhnya.
Protes juga direncanakan berlangsung di Georgia, Pennsylvania, Michigan, Wisconsin, Nevada, dan Arizona, tempat kampanye Trump berusaha membatalkan penghitungan suara.
Lebih dari 50 putusan pengadilan federal dan negara bagian telah mendukung kemenangan Biden.
Pengadilan tertinggi AS pada hari Jumat 11 Desember 2020 menolak gugatan jangka panjang yang diajukan oleh Texas dan didukung oleh Trump yang berusaha untuk mengeluarkan hasil pemungutan suara di empat negara bagian.
Advertisement