Tak Punya Cukup Harta, Ini Jalan Sederhana Tetap Bisa Bersedekah
Semua orang atau pribadi Muslim bisa bersedekah, sebab sedekah atau berbagi (giving) bukan hanya dengan harta. Dalam salah satu hadis disebutkan, Nabi Muhammad SAW menegaskan, senyum kepada saudara juga merupakan sedekah. Tersenyum itu menyebarkan energi positif bagi dirinya dan bagi orang lain.
“Jadi kalau orang itu tersenyum, maka orang yang melihatnya juga akan tersenyum. Kalau ada orang tidak tersenyum melihat orang lain tersenyum itu ada yang error".
Demikian pesan-pesan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti dalam Kajian Online LazisMu, Jumat 15 April 2022.
Selain itu, menyingkirkan duri dari jalan juga merupakan sedekah. Mengutip berbagai sumber, Mu’ti menegaskan bahwa berbagai itu bisa berbagai macam. Berbagi atau giving menurutnya juga bisa dilakukan dengan berbagi perhatian kepada orang lain.
“Bahkan juga berbagi suka dan duka itu bagian dari sedekah,” tutur Mu’ti.
Setiap Orang Punya Masalah
Ia mencontohkan tentang seorang sahabat yang setia mendengarkan curahan hati sahabatnya yang sedang dirundung masalah.
“Intinya sedekah itu adalah pemberian bentuknya bisa materi, non materi yang tujuannya membahagiakan orang lain dan semangatnya untuk mencintai orang lain,” sambungnya.
Mu’ti mengingatkan, berbagai itu tidak harus menunggu tua maupun menunggu kaya yang ukurannya nominal harta. Sebab, menurutnya kaya itu bukan tergantung pada aset tapi pada mindset.
“Banyak orang yang asetnya melimpah namun merasa berkekurangan terus menerus, karena dia tidak pernah merasa cukup dengan apa yang dia miliki. Dan karena dia tidak merasa cukup, maka jangankan dia berbagai kepada orang lain, kadang-kadang dia mengambil hak orang lain,” imbuhnya.
Dalam pengalamannya, Mu’ti menceritakan banyak orang yang tidak banyak jumlah nominal asetnya tapi karena perasaan cukup yang dimiliki, dia dengan senang hati berbagi kepada orang lain.
“Dia berbagi karena rasa cintanya, dia berbagi karena keinginan untuk membahagiakan orang lainnya,” imbuhnya.
Oleh karena itu, ucap Mu’ti, penjelasan tentang infaq itu adalah berbagi sesuatu yang yang dirasa berlebih, dan merasa berlebih patokannya bukan nominal. Namun, bagi orang yang memiliki harta tidak boleh menempatkan diri atau selalu merasa dirinya berkekurangan, sampai enggan mengeluarkan hartanya.
Advertisement