Tak Puas Keputusan Carrie Lam, Aksi Massa Hong Kong Tak Tercegah
Hong Kong kembali menghadapi sejumlah unjuk rasa pada akhir pekan ini. Karena, para aktivis tampaknya tidak puas dengan keputusan Pemimpin Eksekutif Carrie Lam. Keputusan itu menyebutkan, pihak eksekutif menarik rancangan undangan-undang (RUU) Ekstradisi yang kontroversial.
Dilansir Reuters, para pengunjuk rasa memblokir lalu lintas ke arah kota itu dari bandara pada Sabtu 7 September. Diperkirakan, aksi mereka akan berlanjut pada Minggu, 8 September besok. Itu seminggu setelah ribuan demonstran menghalangi jalur-jalur transportasi hingga memicu aksi kekerasan terburuk sejak kerusuhan meningkat tiga bulan lalu.
Dalam iklan yang terbit di koran South China Morning Post, Jumat 7 September 2019, Otoritas Bandara pusat keuangan Asia itu mendesak para pengunjuk rasa agar “tidak mengganggu perjalan puluhan ribu penumpang yang menggunakan bandara setiap harinya.”
Berbagai unjuk rasa juga direncanakan akan digelar pada Jumat petang di seluruh penjuru kota di Hong Kong. Antara lain di stasiun-stasiun bawah tanah dan dekat kantor-kantor pusat pemerintahan.
Pada Rabu 4 September lalu, Lam mengumumkan penarikan RUU Ekstradisi untuk menuruti satu dari lima tuntutan para pengunjuk rasa. Banyak yang mengatakan langkah itu sudah sedikit terlambat.
RUU tersebut, bila jadi diundangkan, akan mengizinkan warga di bekas koloni Inggris itu untuk diekstradisi ke China dan menjalani persidangan di pengadilan yang dikuasi oleh Partai komunis. Sejak itu, protes terhadap RUU Ekstradisi meluas menjadi serangan terhadap pemerintah Hong Kong dan Beijing.
Demonstrasi besar, dan terkadang diwarnai kekerasan, menjadi tantangan terbesar terhadap popularitas Presiden China Xi Jinping sejak berkuasa pada 2012.
Kisruh itu juga memukul ekonomi Hong Kong, yang menghadapi resesi pertama dalam satu dasawarsa. Ada bukti-bukti bahwa sebagian dana sedang dipindahkan ke pusat-pusat keuangan para pesaingnya, seperti Singapura.
Pada Jumat 7 September, lembaga pemeringkat Fitch menurunkan peringkat utang Hong Kong karena unjuk rasa yang masih berlanjut.
Kebanyakan para pengunjuk rasa masih marah dengan penolakan Lam untuk membuka penyelidikan independen terhadap dugaan tindakan brutal para polisi terhadap para pengunjuk rasa.
Para polisi menembakkan gas air mata dan peluru bean bag. Bean bag adalah kantung kain berisi pellet timah yang berfungsi sebagai peluru yang tidak mematikan untuk melumpuhkan tersangka.
Advertisement