Tak Perlu Tembak Pesawat Indonesia, Spion pun Menyerahkan Diri
Aksi terorisme memang sempat menghantui pelbagai lapisan negara di dunia. Demikian pula dengan pembajakan pesawat dilakukan sebagai bagian aksi mereka.
Di masa pandemi Covid-19, ternyata aksi mereka segera terendus. Maka, terduga teroris pun ditangkap Densus 88 Antiteror Polri. Mereka dari beragam profesi dan aktivitas: ada pekerja apotek, pengurus organisasi dakwah hingga guru sekolah.
Masih suasa menghangat penangkapan terduga teroris, masih ada lelucon di tengah masyarakat,. Sebagai ikhtiar menertawakan diri sendiri. Menikmati leluncon agar kita tetap bahagia, tanpa harus ikut-ikutan tegang karena informasi yang menyeramkan itu.
Tidak Menembak Pesawat Indonesia
Suatu saat stabilitas nasional Amerika Serikat (AS) sedang terganggu karena banyaknya ancaman dan serangan teroris. Maka setiap pesawat tempur negara-negara lain yang melintas di wilayah udara AS akan ditembak jatuh. Tetapi pemerintah AS tidak memberlakukan hal tersebut pada pesawat tempur Indonesia.
Prajurit :"Kapten, kenapa pesawat tempur Indonesia tidak ditembak jatuh?"
Kapten : "Tidak ditembak pun, jatuh sendiri kok..."
Spion Menyerahkan Diri
Seorang spion Amerika diterjunkan dengan payung di wilayah Uni Soviet. Tiba-tiba, ia berniat menyerahkan diri. Ia mencapai sebuah kota, menemukan kantor yang diperlukan untuk penyerahan diri itu, dan langsung menemui penjaga.
"Dengar sobat," katanya. "Saya spion Amerika, dan saya bermaksud menyerahkan diri. Siapa yang harus saya temui?"
"Lantai 2, Ruangan 218," jawab penjaga.
Spion itu pun sampai di ruangan 218. "Saya spion Amerika, dan bermaksud menyerahkan diri," katanya.
"Apa bidang anda? Sabotase, terorisme, atau ideologi?"
"Sabotase."
"Lantai 6, Ruangan 613."
Spion itu tiba di Ruangan nomor 613. "Saya spion Amerika dengan spesialis sabotase, dan saya bermaksud menyerahkan diri."
"Sabotase apa? Transportasi atau Industri?"
"Transportasi."
"Lantai 7, Ruangan 742."
Ia tiba di Ruangan Nomor 742. "Saya spion Amerika dengan spesialis sabotase Transportasi, dan saya berniat menyerahkan diri."
"Transportasi jenis apa? Jalan raya atau kereta api?"
"Kereta api."
"Lantai 9, ruangan 936."
Seraya terengah-engah, spion itu tiba di ruangan 936. "Saya spion Amerika dengan spesialis sabotase Transportasi khusus kereta api, dan saya berniat menyerahkan diri."
"Dengarkan sobat, bukankah sekarang sudah pukul 6 petang? Acara pemeriksaan sudah selesai. Datanglah besok..."