Tak Perlu Repot, Kini Tes PCR Bisa dengan Air Liur
Umumnya pengambilan sample untuk pemeriksaan PCR dilakukan pada nasofaring (tengorokan) dan orofaring (lubang hidung). Dimana bagi sebagian orang hal tersebut dirasa menyakitkan.
Untuk memudahkan pemeriksaan PCR di era pandemi Covid-19 ini. National Hospital Surabaya memperkenalkan inovasi pemeriksaan PCR terbaru, yakni PCR Saliva Based Testing.
PCR Saliva Based Testing ialah pemeriksaan PCR yang berbasis air liur. Sample yang digunakan dalam pemeriksaan PCR ini ialah air liur, sehingga tidak memerlukan lagi sample lendir dari tengorokan dan hidung.
"Layanan PCR saliva ini dijalankan dengan mesin PCR biasa, hanya saja sample yang dipakai adalah air liur," ujar CEO National Hospital, Adj. Prof. Hananiel Prakasya Widjaya.
Menurut Hananiel dengan inovasi baru ini akan memudahkan masyarakat untuk melalukan tes PCR, terutama bagi anak-anak. Sebab, pengambilan sample tidak sakit sama sekali.
"Menurut beberapa penelitian sensitivitas pemeriksaan PCR dengan saliva ini juga lebih akurat dari PCR yang mengambil sample dari nasofaring ataupun orofaring," ungkapnya, Selasa, 2 Februari 2021.
Sebelum melakukan pemeriksaan PCR berbasis saliva ini diwajibkan untuk berpuasa makan dan minum selama satu jam.
"Tujuannya agar saliva yang dikeluarkan benar-benar saliva murni tanpa terkominasi dengan bahan kimia lainnya," imbuhnya.
Dari pengalaman tim Ngopibareng.id yang mencoba tes PCR berbasis saliva ini, pertama-tama petugas akan memberikan edukasi bagaimana cara menampung saliva yang dikeluarkan.
Petugas akan memberikan dua alat, yakni corong menampung air liur dan tabung yang berisi cairan khusus untuk dicampurkan ke air liur.
Setelahnya, untuk pengambilan sample diharuskan masuk ke bilik khusus yang disediakan, di dalam bilik tersebut air liur ditampung dalam corong sebanyak 1 mililiter.
Bila air liur sudah tertampung, air liur tersebut dicampurkan dengan cairan khusus yang diberikan dalam satu wadah. Kemudian dikocok dan sample tersebut diserahkan kembali ke petugas. Hasil pemeriksaan saliva ini bisa diperoleh dalam kurun waktu 1x24 jam atau paling cepat 6 jam.
Meskipun terlihat mudah, mengeluarkan air liur ternyata cukup sulit karena tidak semua orang memiliki produksi air liur yang baik.
Menangapi hal tersebut, Hananiel memberikan tips agar produksi air liur menjadi baik saat melakukan tes.
"Satu yang jelas tidak boleh kekurangan cairan, kalau dehidrasi pasti berkurang air liurnya. Diusahakan sering bicara, karena kalau sering bicara akan lebih mudah mengeluarkan air liur," kata Hananiel. Tes PCR Saliva ini bisa dilakukan dengan biaya 850 ribu rupiah.
Advertisement