Tak Perlu Panik, Ini Saran Dokter bila Terpapar Omicron
Mutasi virus SARS-Cov2 varian Omicron telah terdeteksi dan menyebar di beberapa kota di Indonesia, tak terkecuali di Surabaya. Meski demikian, menurut dokter Heru Wijono, bila terpapar Omicron sistem pertahanan tubuh secara otomatis akan membentuk antibodi dan sel darah putih yang akan menyerang virus itu.
"Varian Omicron, sama seperti virus lainnya. Setelah berhasil menembus lapisan pertahanan pertama, maka lapisan pertahanan kedua bertindak dengan membentuk antibodi dan sel darah putih yang spesifik untuk menyerang virus," kata Heru menjelaskan.
Kekebalan tubuh dapat dibentuk dengan alami, bila pernah terinfeksi dan sakit karena Covid-19. Meski demikian butuh waktu untuk membentuknya. Dokter spesialis penyakit dalam ini mengungkapkan, saat ini ada cara untuk mempercepat pembentukan antibodi tersebut, yakni dengan vaksin.
Untuk itu, ia menyarankan agar masyarakat tak perlu ragu untuk melalukan vaksin hingga dosis kedua, atau pun dosis ketiga yang dicanangkan pemerintah.
Heru melanjutkan, pada prinsipnya dalam menghadapi infeksi, baik itu infeksi bakteri seperti demam tifoid, sampai virus dan Omicron, tetap sama. Salah satunya dengan memperbaiki kondisi umum badan, menjaga nutrisi tubuh, istirahat yang cukup, dan menggunakan obat sesuai gejala.
"Kalau ada panas bisa diberikan obat turun panas, kalau ada diare, pakai obat diare. Kalau tidak ada gejala? Ya istirahat di rumah, isoman sesuai petunjuk nakes," jelasnya. \
Ia mengimbau, agar masyarakat tak melakukan pengobatan sendiri tanpa konsultasi. Apalagi mengenai pemakaian obat antibiotika harus sesuai rekomendasi dokter. "Karena antibiotika tidak selalu digunakan pada kasus seperti ini,"tambahnya.
Lanjutnya, saat ini sudah banyak faskes yang bisa mengatasi Covid-19. Selain itu, juga banyak lini yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk berkonsultasi dengan dokter, baik secara online pun offline.
Mengenai isolasi mandiri apabila terpapar Omicron, Dokter Heru mengungkapkan, hal tersebut perlu dikonsultasikan terlebih dahulu pada satgas setempat. "Sebaiknya masyarakat jangan memutuskan sendiri, bila ada gejala segera periksakan ke tenaga medis setempat. Kalau diperlukan isolasi, apakah harus isolasi di RS atau tempat lain yang ditunjuk pihak berwenang, lakukan saja," sarannya.
Sebab, ujarnya, salah satu tujuan isolasi di RS atau tempat lainnya ialah untuk mengawasi. Dikhawatirkan akan terjadi perkembangan penyakit penderita tersebut menjadi buruk dalam perkembangannya.
Tak lupa dokter Heru juga mengajak masyarakat untuk tetap menerapkan prokes 5M dan segera melakukan vaksinasi bagi yang belum melalukan. "Jangan panik, tetap jalankan prokes. Selain itu jaga pola hidup sehat, nutrisi seimbang, olahraga, istirahat. Bila kita tenang, metabolisme badan condong ke anabolic, yang menyusun dan memperkuat sel dan jaringan badan kita," tandasnya.
Advertisement