Tak Pantas Sombong, Ini Warning bagi Seorang Mukmin
“Sebelum menunaikan ibadah umrah ke tanah suci, saya rajin sekali bangun malam. Saat itulah saya menikmati shalat malam. Nah, secara tak sadar, saya sering bercerita soal kenikmatan ibadah ini. Ya, karena di luar kewajiban rutin seperti shalat lima waktu. Apakah ini termasuk sikap berbangga, ustadz?”.
Demikian pertanyaan Budamantoro, warga Pondok Nirwana Surabaya pada ngopibareng.id.
Untuk menanggapi masalah ini, KH Masyhuri Muchtar, Pengasuh Pesantren Darul Hikam Sidoarjo, memberikan sejumlah penjelasan berikut.
Jika ibadahmu membuatmu merasa lebih baik dari orang lain, mengaca dirilah. Tanyakan kembali hatimu. Apakah ibadahmu itu benar-benar karena Allah. Ataukah sejatinya terselip balasan dunia dan pujian manusia belaka?
Jika ilmumu membuatmu merasa lebih besar dari orang lain, maka tanyakan pada hatimu. Apakah ta'limmu itu benar-benar karena Allah, Atau hanya karena ingin "kelihatan" oleh teman-teman ngajimu dan bahkan hanya karena ingin dianggap berilmu?
Jika hijrahmu membuatmu merasa paling benar sedangkan selainmu (yang berbeda dalam hal furu') semua sesat dan layak di neraka.
Maka tanyakan pada hatimu. Apakah Allah yang Membimbing hijrahmu, Ataukah justru syaithan penipu yang telah membuat tipu daya pada hatimu?
Karena, Jika diri memang dalam kebenaran, memang berilmu dan memang sungguh-sungguh telah berhijrah :
- dari keburukan menuju kebaikan
- dari kemaksiatan menuju ketaatan
Maka tak mungkin ada kesombongan di hati. Yang merasa lebih baik, lebih besar, lebih benar dan perasaan lebih lainnya.
Yang ada adalah rasa tawadhu' kepada sesama mukmin, dan rasa takut kepada Allah. Karena, kita tidak tahu apakah amalan kita diterimaNya. Ataukah justru ditolak akibat rasa ujub dan kesombongan yang senantiasa bercokol di hati?
Maksiat (dosa) yang menimbulkan rasa rendah diri serta perasaan butuh ampunan dan rahmat Allah, lebih baik daripada kethaatan yang membangkitkan rasa sombong, ujub dan bangga diri...
Na'uudzu billah min dzalik wa nas alullaaha as salamah wal aafiyah. (adi)