Tak Kunjung Rekrut Pelatih, Persela Terancam Disanksi?
Sudah sebulan Persela Lamongan diarsiteki pelatih caretaker Ragiel Sudirman. Ia ketiban sampur, menyusul pelatih kepala Jafri Sastra mengundurkan diri.
Seharusnya, status Ragiel hanya sementara, maksimal sebulan. Setelah itu, Persela harus mengisi kekosongan kursi pelatih berlisensi A AFC sesuai diatur dalam persyaratan kepesertaan di Liga 1.
Jika kekosongan pelatih itu tidak segera diisi dalam kurun waktu tertentu, sesuai aturan Persela dipastikan terkena sanksi berupa denda sebesar Rp 50 juta.
Saat ini, deadline sudah lewat. Tetapi, Persela masih belum memiliki pelatih baru. Sedang, kompetisi Liga 1 juga sudah hampir berakhir. Persela tinggal menyisakan satu pertandingan melawan PSIS Semarang.
Yunan Achmadi, pengurus Persela membenarkan kalau ada aturan sanksi. Hanya saja, dalam kasus ini Persela lolos dari ancaman sanksi tersebut.
Persela dinilai tidak menyalahi aturan. Persyaratan kepelatihan pasca mundurnya Jafri Sastra yang didaftarkan ke PT LIB menggunakan berkas lisensi kepelatihan Weliansyah, yang sudah berlicensi A AFC. Ia saat itu sebagai asisten pelatih Jafri Sastra.
"Saat itu yang resmi mundur, baik secara fisik dan administrasi hanya Jafri Sastra. Tapi, Weliansyah tidak," katanya, dalam satu kesempatan.
Pendaftaran berkas kepelatihan Weliansyah, lanjut Yunan, sudah dikoordinasikan kepada yang bersangkutan. Weliansyah sendiri tidak keberatan.
"Weliansyah sendiri yang menyarankan, dan tidak masalah. Berarti kita tidak terkena sanksi atau denda terkait ini," katanya.
Diketahui, pelatih Jafri Sastra direkrut Persela pada putaran 2 menggantikan Iwan Setiawan yang dipecat karena dinilai tidak mampu membawa prestasi Persela lebih baik.
Tetapi, pilihan jatuh kepada Jafri Sastra ternyata juga tidak jauh beda. Bahkan, semakin terpuruk hingga terancam degradasi. Karena tidak pernah menang. Jafri pun mundur.
Akhirnya, manajemen memutuskan Ragiel Sudirman untuk menjadi pelatih caretaker. Plus dimasukkan Gustafo Fabian Lopez menjadi Direktur Teknik.
Ternyata di tangan Ragiel tidak juga mampu membangkitkan Persela dari keterpurukan di ajang Liga 1. Persela tidak pernah menang. Hingga akhirnya Persela terdegradasi. Turun tahta ke Liga 2.