Tak Kuasai 16 Kompetensi, Pelatih PON Jatim Terancam Degradasi
"Pelatih itu harus punya 16 kompetensi. Kami pilih yang sangat urgent, yaitu kompetensi untuk menyusun program latihan. Ke depan semua pelatih Puslatda harus memiliki standar ini. Jika tidak, maka bisa saja terkena degradasi,"
Bukan hanya atlet yang dipersiapkan KONI Jawa Timur (Jatim) dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua tahun 2020 mendatang. Namun induk organisasi tertinggi olahraga di Jatim itu kini sedang getol mengenjot kemampuan pelatih.
Direktur Badan Sertifikasi dan Pendidikan Tenaga Keolahragaan (BPSTK)/Diktar KONI Jatim Prof Nur Hasan mengatakan, harus ada standar dalam menentukan pelatih, "Sekarang sudah mulai kita lakukan standarisasi, pelatih sangat menentukan prestasi di PON Papua nanti, " ujarnya.
Ditambahkan Nur Hasan, KONI Jatim sudah menggelar seminar sekaligus workshop tentang penyusunan program latihan. Mereka mendatangkan pakar-pakar terbaik untuk memberikan materi kepada pelatih yang diproyeksikan untuk mengarsiteki atlet-atlet Jatim.
"Pelatih itu harus punya 16 kompetensi. Kami pilih yang sangat urgent, yaitu kompetensi untuk menyusun program latihan. Ke depan semua pelatih Puslatda harus memiliki standar ini. Jika tidak, maka bisa saja terkena degradasi," tegasnya.
Melalui workshop yang mereka gelar, KONI Jatim berharap semua pelatih yang ada di Puslatda mampu mengeluarkan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan kompetensi atlet-atletnya agar dosis yang diberikan ketika latihan itu benar.
Guru Besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini mengungkapkan, berdasarkan workshop diketahui masih ada pelatih yang kesulitan untuk menentukan dosis latihan. Meski tak menyebut angka pasti, namun Nur Hasan mengungkapkan bahwa jumlahya cukup besar.
"Mereka masih memerlukan pembekalan tambahan agar betul-betul melakukan pelatihan sesuai dengan harapan yang diinginkan KONI Jatim," imbuh pria murah senyum itu.
Nur Hasan menegaskan pelatih adalah eksekutor dari program besar yang telah disusun oleh KONI Jatim. Maka, pelatih harus memiliki kompetensi yang cukup guna menyukseskan rencana Jatim merebut gelar juara umum di PON XX 2020 nanti.
"Kalau pelatihnya saja tidak memiliki ke-16 kompetensi tersebut, itu sangat berbahaya. Tidak zamannya pelatih memberikan dosis latihan pakai ilmu kebatinan. Tidak boleh lagi berdasarkan pengalaman. Sebab melatih itu sifatnya individual, antara atlet A dengan atlet B itu berbeda. Kalau pelatih tidak mampu, itu bahaya," ucapnya. (tom)