Tak Ingin Terkecoh, LDII Undang 3 Bacapres ke Rakernas
Tiga bakal calon presiden (Bacapres) 2024, akan diundang ke Rakernas LDII. Ketiga Bacapres, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, telah mengonfirmasi akan hadir pada Rekernas LDII yang digelar pada 7-9 November 2023.
"Pak Probowo, Pak Ganjar dan Pak Anies telah menyatakan kesediaaannya untuk memenuhi undangan LDII. Masing-masing akan kami beri waktu secara bergantian," kata Ketua Umum LDII KH Chriswanto Santoso di Kantor DPP LDII Jalan Arteri Tentara Pelajar, Patal Senayan Jakarta, Minggu, 5 November 2023.
Menurut Chriswanto, LDII merasa perlu mengundang ketiga bacapres tersebut pada Rakernas LDII, yang akan digelar di Pondok Pesantren Minhaajurrosyidin Pondok Gede Jakarta Timur pada 7 sampai 9 November 2023.
Dengan demikian, LDII akan mendengarkan langsung program kerja ketiga Bacapres sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan pilihan pada Pilpres 2024 mendatang.
"Intinya kami ingin menentukan pilihan kepada bacapres secara rasional, tidak seperti menebak kucing dalam karung," ujar sarjana teknik lulusan ITS Surabaya itu dengan nada serius.
Rakernas LDII, akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo, dan ditutup Wapres Ma'ruf Amin. Akan diikuti sekitar 11.000 pengurus dan anggota LDII secara langsung maupun daring.
Panitia telah menetapkan lebih dari 150 titik di seluruh Indonesia, sehingga tidak perlu berbondong-bondong ke Jakarta semua. "Kita manfaatkan kecanggihan teknologi komunikasi," ujarnya.
Mengevaluasi Program
Rakernasnya sendiri dikatakan, bertujuan untuk mempertajam dan mengevaluasi program kerja, yang dicanangkan pada Munas IX LDII.
“Selain mengevaluasi dan mempertajam program kerja, Rakernas ini menjadi wahana LDII untuk melihat visi dan misi para calon presiden. Kami memandang pemaparan mereka sangat penting untuk mencari solusi berkelanjutan untuk menyambut era tinggal landas 100 tahun Indonesia,” ujar Chriswanto.
Ia menyebut masih ada persoalan pembangunan SDM terkait pendidikan, kebangsaan, kedaulatan pangan, kemajuan teknologi, perubahan iklim, dan berbagai masalah yang harus diselesaikan untuk menjadikan Indonesia negara maju pada usia 100 tahun nanti.
Menurutnya, LDII sejak 2018 telah mencanangkan '8 Program Kerja LDII untuk Bangsa', yakni kebangsaan, keagamaan, pendidikan umum, kesehatan, ketahanan pangan, pelestarian lingkungan, ekonomi syariah, teknologi digital, dan energi baru terbarukan.
“Kesemuanya bermuara pada pembentukan SDM profesional religius dan kemajuan bangsa. Kami berupaya menyiapkan SDM untuk menyambut Indonesia Emas 2045, sesuai tema Rakernas 'Mewujudkan SDM Profesional Religius dalam Bingkai NKRI untuk Indonesia Emas 2045',” ujarnya.
Ia mengatakan, program kerja LDII disiapkan untuk menjawab tantangan global, salah satu contohnya Indonesia telah meratifikasi Paris Agreement. Bahwa pada 2025, Indonesia harus mencapai target bauran energi 23 persen pada tahun 2025.
“Kami berupaya membantu pemerintah dengan membangun pembangkit listrik mikrohidro di perkebunan teh Jamus di Ngawi. Dan pesantren, bahkan Gedung DPP LDII ini sebagian listriknya menggunakan tenaga surya,” tutur KH Chriswanto.
Ia menambahkan, Indonesia memiliki berkah sebagai bangsa yang memiliki keberagaman agama, budaya, suku, bahkan ras.
“Dan Allah menganugerahi kita bisa bersatu, bersaudara, dan memiliki solidaritas yang tinggi sebagai bangsa. Anugerah ini bisa saja hilang, bila bangsa Indonesia tidak merawatnya,” kata mantan politisi Golkar Jawa Timur tersebut.
Merawat kebhinnekaan ini, dalam satu dekade belakangan mendapat ujian dengan adanya pemilu,
“Demokrasi kita yang semakin liberal ini memungkinkan orang saling serang dengan kata-kata di media sosial ataupun media massa. Menampilkan kampanye hitam untuk menjatuhkan citra pihak lain. Inilah persoalan yang mampu memecah belah bangsa,” pesannya.
Chriswanto menyayangkan, perilaku yang memecah belah persatuan bangsa, tidak hanya ditampakkan oleh elite politik, tapi juga sekelompok masyarakat dengan memanfaatkan kegaduhan di tahun politik.
“Kami mengingatkan, memecah belah bangsa dengan merugikan pihak lain demi kepentingan pribadi maupun kelompok bertentangan dengan Pancasila, juga setiap agama yang diyakini bangsa Indonesia,” ujar Chriswanto.
Dengan demikian, merawat kebhinnekaan merupakan tanggung jawab bersama seluruh bangsa Indonesia. Dengan demikian pesta demokrasi justru makin memperkaya pemikiran untuk membangun Indonesia di masa depan.
“Perbedaan pemikiran dalam bingkai persatuan, selalu menghasilkan banyak hal positif untuk bangsa,” ujarnya.