Tak Ingin Seperti Surabaya, Kota Malang Akan Perketat PSBB
Walikota Malang, Sutiaji mengatakan, akan memperketat pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketika sudah mendapat persetujuan dari Menteri Kesehatan.
"Belajar dari Surabaya, nanti akan kami lebih detailkan yang berkaitan dengan masalah aspek-aspek penerapan PSBB. Sehingga, harapan kami PSBB ini tidak 14 hari dua kali, kalau bisa cukup sekali," kata Sutiaji usai mengikuti rapat pembahasan penerapan PSBB di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Sabtu 9 Mei 2020 siang.
Untuk itu, ia telah berdiskusi dengan Kapolresta Malang, Komisaris Besar Polisi Leonardus Simarmata agar dapat melakukan tindakan yang lebih tegas agar dapat membuat warga menjadi lebih disiplin dalam penerapan PSBB ini.
Sutiaji menjelaskan, kunci keberhasilan PSBB ini tak lain adalah kedisiplinan warganya. Ketika warga tidak melakukan imbauan atau protokol penanganan covid-19 maka kasus justru akan bertambah lebih banyak. Dan semakin banyak pula korban jiwa.
Ia mencontohkan, dari kasus di luar negeri ada negara yang tanpa melakukan lockdown atau PSBB bisa berhasil menekan angka penyebaran. Itu berbeda dengan kultur di Indonesia yang ada berbagai pertimbangan sehingga terpaksa tidak memenuhi aturan yang ada.
“Untuk mengajak displin masyarakat kita harus ada punishment. Tadi kita bicarakan berdua dengan Pak Kapolres, harus ada punishment. Bagaimana penguatan punishment yang membuat efek jera dari masyarakat, masih kita bicarakan," katanya.
Saat disinggung apakah ada penerapan jam malam. Sutiaji merencanakan akan masuk dalam Perwali, namun ini masih akan dibahas lebih lanjut bersama Forkopimda Kota Malang.
Walau masih akan dibahas lebih lanjut, politisi Partai Demokrat itu mengatakan, jauh sebelum diberlakukan PSBB sampai hari ini, telah memberlakukan jam malam melalui surat edaran. Dalam SE itu kegiatan harus berhenti pada pukul 20.00 WIB.
“Kami saat ini sudah melakukan jam malam. Jadi, toko-toko itu kami beri batasan sampai jam 20.00 WIB. Secara tidak langsung ketika toko-toko tutup kerumunan orang sudah berkurang. Ini sudah berlangsung satu bulan penuh,” kata Sutiaji.
Selain itu, ia menyampaikan akan melakukan pemeriksaan yang lebih detil ke tempat-tempat keramaian seperti pasar dengan melakukan rapid test agar tidak kecolongan ada warga atau pedagang yang positif.
Advertisement