Tak Ingin Kebo Giras Degradasi, Pilih Menepi
Sidoarjo : Ngobrol di warung kopi, kadang bisa membuat keluar semua isi hati. Bicara mengalir apa adanya, tak ada kesan ditutupi. Seperti yang diungkapkan Pelatih Persegres Gresik United, Hanafi.
Sebenarnya, Hanafi ketika berjumpa ngopibareng.id di warung kopi depan Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Selasa (25/7) malam, sedang mencari hiburan sekaligus melepas rindu dengan beberapa mantan pemain asuhannya ketika melatih di Perserui. Kebetulan di Sidoarjo sedang bertanding tim-tim dari Papua di babak penyisihan grup 8 Liga 2, "Ini anak saya paling setia, dia saya temukan di alun-alun, " ujarnya tersenyum sambil menyalami beberapa pemain Persiwa Wamena.
Namun saat obrolan menyetuh Persegres Gresik United, senyum Hanafi langsung memudar. Bahkan secara mengejutkan mengaku sudah tidak lagi memegang jabatan pelatih sejak pertandingan terakhir Persegres Gresik United melawan Sriwijaya FC di Stadion Surajaya, Lamongan, Senin (24/7) lalu.
"Meski nama saya ada di line up pemain, tapi sebenarnya saya sudah tidak memegang kendali tim. Yang lebih banyak berperan langsung adalah Khusairi (asisten pelatih). Saya jadi penasehat atau direktur teknik saja. Tidak ada masalah, mungkin saya memang harus istirahat dulu, " ucapnya sambil menerawang.
Keputusan menyerahkan kursi pelatih kepada Khusairi yang diperkenalkan manajemen sebagai asisten pelatih baru mengantikan Suwandi, pekan lalu itu, menurut Hanafi sudah dibicarakan dengan manajemen, "Sebagai penasehat teknik, saya baru akan bicara jika memang dimintai. Saya tetap akan membatu selama diminta, " ucapnya.
Terkait apakah akan mendampingi tim selama latihan maupun dalam pertandingan ke depan, Hanafi mengatakan tidak pasti, "Selama latihan bisa hadir bisa tidak. Mungkin ini keputusan terbaik buat tim untuk ke depannya. Saya tidak ingin melihat tim ini terus berada di zona degradasi, " ujarnya.
Hingga saat ini, Hanafi tampaknya masih belum bisa menerima kenyataan pahit terkait perjalanan Persegres selama putaran pertama Liga I. Maklum, sebenarnya tim berjuluk Kebo Giras itu tidak tampil buruk. Bahkan kerap unggul dulu menghadapi tim papan atas, tapi selalu kecolangan di menit akhir.
Yang masih tergiang adalah pertandingan melawan Arema dan Sriwijaya. Saat melawan Arema sudah sempat unggul dua kali, namun 15 menit terakhir kebobolan dua gol yang akhirnya membuat skor menjadi kalah 2-3. Sedangkan lawan Sriwijaya yang berakhir imbang 1-1, gawang Persegres bobol di masa injury time babak kedua.
"Semua tahu materi pemain yang kami miliki sekarang. Tidak ada pemain bintang, banyak pemain muda. Tapi secara permainan anak-anak sudah sering merepotkan tim-tim besar seperti Arema, Persib, Persija dan Persipura. Tapi memang mungkin jam terbang yang membuat pemain tidak siap menghadapi tekanan di dalam lapangan dari wasit maupun pemain lebih senior. Sering unggul lebih dulu, tapi hasil akhir berubah, " keluhnya.
Hingga putaran pertama yang berakhir pekan depan, posisi Persegres Gresik United berada di peringkat kedua paling buncit dalam kelasmen sementara Liga I. Dari 16 laga, Persegres sudah menderita kekalahan 11 kali. Hanya bisa menang 1 kali dan 4 pertandingan lainnya seri. Satu-satunya kemenangan diraih dari Persiba Balikpapan, 2-1 di kandang sendiri. (tom)
Advertisement