Tak Harus Berbentuk Kubah, Ini Penjelasan soal Bangunan Masjid
Kiai Ali Mustafa Yaqub (almaghfurlah) memberikan tausiyah saat Sarasehan Seni dan Budaya di Islamic Center Jakarta beberapa tahun silam. Imam Besar Masjid Istiqlal menyebutkan bahwa bangunan masjid tidak harus berbentuk kubah. Ia bahkan melanjutkan bahwa bangunan masjid akan lebih bagus jika disesuaikan dengan adat dan budaya masyarakat sekitar.
“Saya di berbagai daerah, apakah di Bali, di Papua, saya sering sedikit nyentil, Anda bangun masjid, di Bali misalnya, kenapa anda tidak adopsi budaya-budaya bali. Perlunya apa, agar orang Bali tidak merasa asing masuk masjid. Di Nunukan misalnya, kenapa Anda tidak adopsi budaya dayak, ornamen-ornamen dayak dimasukkan,” tutur Kiai Ali.
Kiai Ali mengatakan, mungkin orang-orang menganggap bahwa masjid yang bangunannya meniru budaya Bali atau Dayak itu haram, karena anggapan banyak orang masjid harus berkubah.
“Yang namanya kubah itu tidak berasal dari islam. coba sebutkan dari mana, dalil (yang menyebutkan) bahwa (masjid) Islam harus berupa kubah. Saya sekarang mengatakan, yang namanya kubah itu berasal dari gereja,” terangnya.
Kiai Ali kemudian melanjutkan panjang lebar sejarah kubah pertama kali digunakan pada masa kekhalifahan Ottoman setelah berhasil menduduki Konstantinopel, bangunan masjid Hagia Sophia yang sekarang menjadi musium, dahulunya adalah gereja. Dari bangunan inilah, menurut Kiai Ali, ditiru oleh bangunan-bangunan masjid selanjutnya.
“Jadi kalau dilacak, kubah itu dari mana? Ya dari gereja,” lanjutnya.
Seperti diketahui, interior Masjid Jami' Darussalam di Jalan Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, menjadi perhatian masyarakat. Masjid Jami'e Darussalam merupakan karya Wali Kota Bandung Ridwan Kamil bersama Urbane, sebuah biro arsitektur yang bermarkas di Bandung, Jawa Barat.
Proyek pembangunan Masjid Jami' Darussalam ini dimulai pada 2012 selesai 2015. Masjid Jami' Darussalam merupakan eksperimen dengan geometri segitiga sama sisi.
Belakangan, seorang ustadz secara khusus membahas design bangunan masjid yang dirancang oleh Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat, masjid As-Safar. Ustadz tersebut bahkan melarang anak dan istrinya shalat di masjid As-Safar hanya karena rancangan bangunannya diduga mirip simbol illuminati.
“Lihat! Ada segitiga berdiri, ada segitiga terbalik,” tutur sang ustadz melalui video tersebut.
Materi ceramah tersebut mulai ramai di media sosial. Video ceramahnya diunggah oleh salah satu akun di twitter dan menarik banyak komentar dari para netizen.
Ridwan Kamil yang diminta komentar oleh para netizen mengungkapkan bahwa masalah masjid tersebut sudah ada jauh-jauh hari, bahkan ketika ia akan mencalonkan diri sebagai gubernur. Ia juga mengaku telah memberikan klarifikasi saat itu, sehingga tak perlu klarifikasi lagi. (adi)
“Saya di berbagai daerah, apakah di Bali, di Papua, saya sering sedikit nyentil, Anda bangun masjid, di Bali misalnya, kenapa anda tidak adopsi budaya-budaya bali. Perlunya apa, agar orang Bali tidak merasa asing masuk masjid. Di Nunukan misalnya, kenapa Anda tidak adopsi budaya dayak, ornamen-ornamen dayak dimasukkan,” tutur Kiai Ali Mustafa Yaqub.