Tak Hanya Minyak Goreng, di Jombang Singkong juga Langka
Kelangkaan dialami minyak goreng sejak kebijakan satu harga Rp 14 ribu per liter ditetapkan pemerintah. Namun di Jombang tak hanya minyak goreng yang langka. Singkong yang menjadi pangan lokal alternatif penghasil karbohidrat selain beras dan jagung, kini juga sulit didapat.
Sutaji, salah satu pedagang singkong asal Kecamatan Diwek mengatakan, kelangkaan singkong sudah terjadi sejak awal 2022. Namun kondisi terparah dialami Februari ini. “Luas tanaman singkong siap panen sudah hampir habis. Sementara permintaan terus ada, dampaknya harga singkong semakin mahal,” katanya Jumat 18 Februari 2022.
Jika sebelumnya singkong dari pedagang dibanderol dengan harga Rp 2.400 per kilo, ini sudah tembus Rp 3.500 per kilo. “Beberapa pedagang di pasar juga sudah menjual dengan harga 4.000 per kilo,” lanjutnya. Sutaji sendiri mengaku sudah berkeliling hampir seluruh wilayah selatan Kabupaten Jombang untuk bisa mendapatkan singkong.
Mulai dari Kecamatan Ngoro, Gudo, Bareng, Wonosalam, hingga Kecamatan Kandangan yang sudah masuk wilayah Kabupaten Kediri. “Singkong yang ada di sawah belum bisa dipanen karena umur tanamannya di bawah 8 bulan. Jadi kalau pun masih ada, jelas rebutan dengan pedagang yang lain,” tambahnya.
Salah satu dampak yang dirasakan Sutaji akibat kelangkaan singkong, adalah terganggunya suplai bahan baku untuk sentra industri kerupuk samiler, pangan olahan berbahan dasar singkong di Desa Kayangan, Kecamatan Diwek. Butuh paling sedikit 400 kilo singkong untuk mencukupi kebutuhan bahan baku 40 rumah produksi kerupuk samiler. “Suplai singkong bulan ini terpaksa dihentikan,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang Muchammad Rony tak menampik fenomena kelangkaan singkong yang terjadi saat ini. “Ya memang seperti itu kondisinya. Kami sudah mencari info di Wonosalam bahkan hingga Mojokerto, memang stok singkong siap panen terbatas. Sedangkan yang ada di sawah, umur tanamannya masih muda,” katanya.
Dari kondisi ini, Rony menyebut pihaknya sudah menyusun program jangka panjang agar ketersediaan singkong terus terjaga. “Tanam ubi di lahan kosong dengan jadwal tanam berbeda. Sehingga panen tersedia sepanjang waktu. Intinya menata jadwal tanam. Tujuannya agar bahan baku tersedia cukup, dan harga normal sepanjang tahun,” tambahnya.