Tak Hanya Kritik PSSI, Shin Tae-yong Juga Keluhkan Indra Sjafri
Setelah enam bulan menjabat sebagai Pelatih Timnas Indonesia, tampaknya Shin tae-yong mulai tak tak nyaman, terutama dengan cara manajemen PSSI bekerja. Pria berusia 51 tahun yang menjadi pelatih kepala Timnas Korea Selatan (Korsel) di Piala Dunia 2018 itu menilai PSSI tidak konsisten dalam memegang janji maupun menyusun kebijakan untuk Timnas Indonesia.
Kekecewaannya diungkapkan saat diwawancarai media di Korsel, Naver Sport, beberapa waktu lalu. Tak hanya mengkritik PSSI, Shin Tae-yong juga mendamprat mantan pelatih Timnas U-19 yang kini menjabat Direktur Teknik timnas Indonesia, Indra Sjafri.
Menurutnya, Indra Sjafri ‘kurang beretika’ lantaran pulang lebih tanpa izin saat Timas U-19 Indonesia melakukan training camp (TC) di Thailand pada bulan Januari lalu. Indra Sjafri bukannya diberi sanksi, tetapi PSSI malah menunjuknya sebagai Direktur Teknik PSSI. Itu yang membuat Shin Tae-yong naik tak habis pikir.
"PSSI meminta merekomendasikan pelatih lokal (Indra Sjafri), saya terima saja. Setelah selesai TC Thailand, pelatih lokal tersebut pulang tanpa izin," kata Shin.
Ia kemudian mengatakan bahwa pada rapat keesokan harinya. Dirinya sebenarnya ingin memaafkan jika Indra Sjafri mengakui kesalahanya. Namun menurut Shin, tindak-tanduk Indra Sjafrie seolah tak memiliki kesalahan apapun. Atas hal itu, Shin kemudian mencoret Indra Sjafri dari susunan pelatih Timnas.
“Tetapi malah kelakuannya seolah-olah tidak salah apa-apa,” katanya.
Shin mengaku, setelah kejadian itu Ketua Umum PSSI Mochammad Iriawan memanggilnya untuk bertemu. Pertemuan itu dilakukan untuk membahas adanya jabatan direktur teknis bagi Timnas Indonesia.
“Dua bulan kemudian, coach yang tadinya dikeluarkan menjabat sebagai direktur teknik,” katanya.
Perubahan yang dilakukan PSSI di pertengahan tahun 2020 membuat Shin Tae-yong merasa kesal. Mantan pelatih Seongnam Ilhwa Chunma tersebut menyebut PSSI seharusnya fokus pada persoalan sepak bola, dan berusaha agar Indonesia dapat lebih maju.
“Negara-negara yang sepak bolanya maju, masyarakat lebih mengetahui tentang federasi secara transparan. PSSI harus fokus kepada sepak bola,” pungkasnya.
Advertisement