Pemkot Janjikan Harga Bawang Turun Paling Lambat Pekan Depan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Surabaya, menjanjikan harga cabe dan bawang putih di Kota Surabaya akan kembali turun paling lambat minggu depan. Penyebabnya, surat izin impor dari Kementerian Perdagangan sudah keluar, sehingga harga akan berangsur normal pada pekan depan.
"Hari ini Kemendag sudah keluarkan surat izin impor dari negara lain, khususnya Tiongkok. Sehingga kami harap akan turun secepatnya," kata Wiwiek Widayati saat memberikan kepada wartawan, Jumat, 14 Februari 2020.
Dia menambahkan, untuk memastikan harga dua komoditas itu berangsur turun, Dinas Perindustrian dan Perdagangan akan menurunkan timnya untuk memantau harga-harga bahan pokok tersebut. Utamanya di pasar-pasar besar di Kota Surabaya.
Wiwik menambahkan, naik harga sejumlah komoditas di di pasar, sebenarnya bukan karena virus corona semata. Melainkan gagal panen yang dialami petani, di Jawa Timur. Gagal panen yang dialami petani ini disebabkan karena curah hujan tinggi yang terjadi di Jawa Timur.
"Bukan seratus persen karena virus corona. Tapi karena musim hujan yang tidak tentu. Itu yang menyebabkan lombok atau cabe itu gagal panen. Makanya harganya mahal," kata Wiwiek kepada Ngopibareng.id, Jumat 14 Februari 2020 di Balai Kota Surabaya.
Begitu pula terkait dengan bawang putih. Selain keran impor yang ditutup karena 'imbas' tak langsung virus corona, naiknya harga bawang putih juga disebabkan hal yang sama. Yakni gagal panen di beberapa daerah di Jawa Timur, yang biasa memasok ke Kota Surabaya.
"Bawang juga sama karena gagal panen di beberapa daerah. Ini kan musim hujan bermasalah. Kadang panas sekali, kadang hujan badai. Karena stok menipis. Makanya naik," katanya.