Tak Hanya Ingin Jadi Portal Berita Biasa
Portal berita atau media online bukan blog. Portal berita bekerja untuk kepentingan publik. Untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pembacanya. Bukan sekadar menjadi alat penyebar gagasan penulisnya.
Portal berita adalah produk kerja jurnalistik. Kerja penggalian, penulusuran, penulisan, dan penyampaian informasi yang diikat kode etik jurnalistik. Informasi yang sudah terolah melalui proses konfirmasi.
Menjadi portal berita berkualitas adalah target capaian akhir kerja jurnalistik ngopibareng.id.
Karena itu, setiap saat digelar evaluasi dan pembinaan kepada semua bagian redaksi. Mulai dari reporter dan para editor. Diskusi bisa melalui grup whatsapp. Juga lewat evaluasi rutin harian, mingguan dan bulanan.
Seperti yang terjadi hari ini. Kamis, 1 Agustus 2019. Di Markas Besar ngopibareng.id, The Gayungsari H-7, Surabaya. Mulai pemimpin redaksi sampai dengan sejumlah wartawan di daerah hadir.
Mereka tak hanya mengevaluasi kinerja kewartawanan masing-masing. Tapi juga mendiskusikan apa saja yang bisa dilakukan redaksi ngopibareng.id untuk menjadi portal berita terdepan. Tak hanya di Surabaya dan Jawa Timur. Tapi juga di Indonesia Timur maupun Indonesia.
Mereka berdebat satu sama lainnya. Merumuskan jurnalisme baru yang di era yang baru dibandingkan dengan era sebelumnya. Jurnalisme yang sesuai dengan kebiasaan generasi digital. Generasi yang serba cepat tanpa mengabaikan ketepatan.
Sejak mula portal ini memang didirikan tak hanya untuk menjadi media biasa. Kami ingin menjadi penyampai informasi publik terpercaya di platform digital. Sebuah platform yang berbeda sama sekali dengan media cetak. Platform berita yang kalah cepat dalam menyajikan informasi di zaman digital sekarang.
"Sejak mula portal ini, ngopibareng.id, memang didirikan tak hanya untuk menjadi media biasa. Kami ingin menjadi penyampai informasi publik terpercaya di platform digital. Sebuah platform yang berbeda sama sekali dengan media cetak. Platform berita yang kalah cepat dalam menyajikan informasi di zaman digital sekarang."
Apakah kita cukup hanya memindahkan jurnalisme platform cetak ke dalam platform digital? Lantas bagaimana kita menyesuaikan diri dengan keterbukaan informasi tanpa batas di era digital sekarang? Celah mana yang masih bisa kita garap?
Semua pertanyaan itu yang terus kita gali dan berusaha kita temukan di ngopibareng.id. Pencarian itu masih tahap awal. Belum mencapai titik akhir. Karena itu, harus selalu didalami dan didiskusikan. Oleh semua awak redaksi yang menjadi andalan ngopibareng.id.
Kebetulan, kami punya awak redaksi lintas generasi. Pemimpin Rekasi kami, M Anis, adalah wartawan produk era analog --untuk menyebut generasi sebelum era digital. Mereka punya logika yang sudah mapan tentang jurnalisme. Namun, kini ia harus masuk ke zaman digital.
Maka, seperti M Anis, kami menyebutnya sebagai generasi Migrasi Digital. Sedangkan pembaca kami adalah kebanyakan adalah generasi Native Digital. Mereka yang lahir procot sudah akrab dengan IT. Hidup mereka selalu terkoneksi dengan teknologi informasi.
Memang kami tidak hanya terdiri dari para pekerja jurnalistik dari generasi analog. Hampir separo tim redaksi kami adalah generasi Native Digital. Karena itu, menjadi hal biasa di internal kami terjadi pergulatan ide lintas generasi. Perdebatan untuk mencari jurnalisme baru yang betul-betul sesuai zamannya.
Jadi, kalau kami terus berinovasi dalam hal konten, tampilan, dan produk jurnalistiknya, itu adalah bagian dari pencarian ini. Pencarian dari kerja jurnalistik baru yang tak asing bagi generasi Analog yang sedang bermigrasi ke digital ke platform yang sesuai dengan generasi Native Digital.
Tentu, kerja ini bukan hal mudah. Namun, semua itu telah menjadi tekad kami yang sejak setahun lalu secara serius mulai menekuni pencarian jurnalisme digital ini.
Karena itu, ikuti terus setiap perkembangan ngopibareng.id. Rugi lho kalau sampai ketinggalan. (Arif Afandi)