Tak Ditemui Walkot, Massa Madura Paksa Masuk Balai Kota Surabaya
Ratusan warga Madura yang menggelar aksi menuntut penghentian swab antigen mencoba masuk ke Balai Kota Surabaya. Namun dihadang barikade aparat keamanan dari Polrestabes Surabaya.
Warga ini tidak mau mengirimkan perwakilan untuk diterima Walikota Surabaya. Mereka ingin semua peserta aksi diizinkan masuk Balai Kota.
“Ayo kita masuk, maju, semua tantaretan yang di belakang maju satu langkah,” kata orator sambil memberikan aba-aba.
Aksi massa ini tidak terima dengan kebijakan Walikota Surabaya tentang penyekatan dan skrining di Suramadu yang dinilai egois tanpa berkoordinasi dengan pimpinan lain seperti Bupati Bangkalan dan Gubernur Jawa Timur.
Kebijakan penyekatan dan skrining itu dinilai diskriminatif dan memasung perekonomian warga Madura.
Massa yang mendapat blokade dari aparat kepolisian, sempat merangsek untuk masuk ke balai kota. Bahkan sempat terjadi peleparan botol minuman kepada aparat kepolisian.
Orator aksi tidak setuju apabila hanya perwakilan saja yang diterima menghadap Walikota Eri Cahyadi. Mereka meminta Eri-lah yang menemuimassa untuk menjelaskan keputusan terkait penyekatan dan skrining di Suramadu.
“Eri Cahyadi suruh ke sini, kenapa tidak berani keluar. Kami saja mau kepanasan, masak tidak berani di tempat panas-panas begini. Walikota macam apa itu,” kata orator.
Massa yang sempat memaksa masuk membuat Kapolrestabes Surabaya Kombes Jhonny Eddizon Isir turun, Kapolrestabes mencoba memberikan pemahaman kepada massa melalui pengeras suara.
“Saya sampaikan, Pak Eri hanya mau menemui 20 orang perwakilan ya. Kalau semuanya nggak sesuai protokol kesehatan,” kata Isir.
Isir juga mengimbau agar massa tidak memaksa masuk ke Balai Kota Surabaya dan melempar benda apapun kepada petugas penjaga.
“Tolong, jangan melempar benda apapun. Ini peringatan pertama. Tolong, jangan lempar-lempar lagi. Kalau mau diterima tuntutannya harus mengikuti aturan jangan melanggar aturan,” jelasnya.