Tak Digaji, Nakes Jember Tagih Janji Tuntut Kesejahteraan
Tak jauh dengan nasib tenaga honorer guru, tenaga kesehatan (Nakes) di Kabupaten Jember juga belum mendapatkan honor yang layak. Honor yang mereka terima bervariasi mulai Rp300 ribu hingga Rp1 juta per bulan.
Ketua Honorer Nakes Jember Rendra mengatakan, Nakes di Kabupaten Jember hingga saat ini tercatat ada 1.134 Nakes. Mereka tersebar di rumah sakit maupun puskesmas di Kabupaten Jember, mulai dari menjadi analis, rekam medis, ahli gizi dan lainnya.
Nakes yang berstatus sebagai honorer sejauh ini tidak mendapatkan gaji dari pemerintah. Mereka hanya mendapatkan honor dari kapitasi jasa pelayanan.
Besaran honor yang mereka terima bervariasi. Maksimal Rp1 juta dan minimal Rp300 ribu per bulan.
Meskipun mendapat honor yang jauh dari standar UMK, namun mereka tetap bekerja secara profesional memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
“Kami tidak digaji, tetapi hanya dapat dana kapitasi jasa pelayanan. Tidak merata. Ada yang mendapat Rp 300 ribu per bulan dan ada yang mendapat maksimal Rp 1 juta per bulan,” jelas Rendra, Kamis, 26 Januari 2023.
Atas kondisi tersebut, Rendra merasa Nakes di Kabupaten Jember dianaktirikan oleh pemerintah. Pada tahun 2022 lalu tidak ada formasi untuk Nakes dalam penerimaan CPNS. Sementara berdasarkan informasi yang diterima Rendra, formasi Nakes pada tahun 2023 hanya sedikit.
Nakes Jember sudah beberapa kali berkirim surat kepada Bupati Jember Hendy Siswanto untuk melakukan audiensi. Bahkan dari hasil audiensi itu Nakes Jember pernah mengumpulkan berkas, tetapi tak kunjung ada hasil hingga saat ini.
“Kami sudah Lelah, sudah sering berjuang, namun tidak pernah ada hasil. Saat ini kami masih tetap menuntut kesejahteraan,” lanjut Rendra.
Padahal perjuangan Nakes pada masa pandemi covid-19 sangat luar biasa. Mereka berjuang sekuat tenaga, bahkan hingga ada yang gugur.
Untuk memperjuangkan kesejahteraan, Nakes Jember membuat komitmen bersama untuk berjuang bersama. Mereka menargetkan pada tahun 2023 Nakes sudah berstatus ASN.
“Harapan tahun 2023 ini Nakes sudah ASN semua. ASN harga mati,” pungkas Rendra.
Sementara itu, Wulan Septa, Nakes yang bekerja di Puskesmas Ledokombo, Jember menyampaikan, dirinya bersama teman-temannya sudah berjuang demi kesejahteraan. Namun, yang diterima Nakes hingga saat ini hanya janji-janji yang diumbar oleh pemerintah.
“Kita hanya dapat janji-janji palsu. Jadi sekarang menagih lagi janji itu, kapan kita berstatus ASN,” kata Wulan.
Dalam memperjuangkan aksinya lanjut Wulan, Nakes sempat mendapat dukungan dari partai politik. Namun, ujung-ujungnya tetap sama, dianggap seperti anak kecil, hanya diiming-imingi saja.
Kondisi itu sempat membuat Wulan putus asa bahkan depresi. Sebab, Wulan memiliki anak yang harus dirawat.
“Terus terang saya sempat iri, Nakes yang berjuang melawan covid-19 sampai ada yang gugur. Tapi yang mendapat formasi ASN adalah profesi lain. Saya ingin Nakes diangkat ASN tanpa syarat,” pungkas Wulan.