Tak Cukup Berbincang, Yuk Cari Solusi Gempa Sama-sama
Masyarakat Tangguh Indonesia (MTI), bersama dengan komunitas peduli bencana alam dan lingkungan lainnya menggelar open talk seputar gempa, di gedung Teknik Geofisika Institut Teknologi 10 November (ITS). Dalam kegiatan Minggu, 7 Oktober, hadir seorang geolog dan dosen ITS, Dr.Ir Amien Widodo M.Si untuk memberi wawasan seputar gempa.
Selain itu dalam kegiatan ini, seluruh peserta yang hadir juga diajak untuk mecari kiat antisipasi dampak bencana.
"Gempa bumi itu memang sudah menjadi bagian dari siklus bumi. Kalau tidak di belahan satunya, gempa pasti akan terjadi di belahan yang lain. Namun selama ini yang terjadi, kita menganggapnya secara terbatas. Bahwa gempa itu takdir - dan berhenti di situ.
"Sehingga kita cenderung hanya berusaha mengatasi ketika gempa itu sudah terjadi dan menibulkan kekacauan dan korban meninggal. Tetapi upaya untuk mengantisipasi dampaknya? Minim sekali," tutur Amien membuka presentasi seputar gempa.
Untuk itu, usai pemaparan seputar gempa dari profesor Amien, komunitas MTI meminta kontribusi seluruh peserta yang hadir, untuk bersama-sama menggemukakan saran, soal apa yang akan mereka lakukan sebagai bentuk antisipasi dampak gempa.
Masing-masing peserta diberi ruang untuk menyampaiakan pendapatnya. Mereka dipersilahkan menulis di lembar notes warna-warni, mengenai ide-ide yang mereka miliki.
""Gempa bumi itu memang sudah menjadi bagian dari siklus bumi. Kalau tidak di belahan satunya, gempa pasti akan terjadi di belahan yang lain. Namun selama ini yang terjadi, kita menganggapnya secara terbatas. Bahwa gempa itu takdir - dan berhenti di situ."
Selanjutnya, apa yang telah dituliskan oleh peserta, ditempel di white board di depan kelas dan disatukan ke dalam klasifikasi tertentu. Adapun klasifikasinya adalah edukasi, sarana dan prasarana, terkahir rekomendasi. Di setiap kelas, terdapat saran-saran beragam dari para peserta.
Di kelas edukasi misalnya, peserta open talk memberikan saran untuk melakukan edukasi antisipasi gempa melalui media sosial, membentuk tim edukator gempa, memberi edukasi pengobatan korban gempa, ada juga yang mrnyarankan untuk edukasi trauma healing.
Banyaknya saran yang sudah dikelompokkan, membuat MTI berinisiasi untuk membentuk kelompok edukator bencana gempa. Nantinya, kelompok tersebut akan saling berbagi informasi seputar upaya yang bisa dilakukan, untuk mengamankan diri sebelum, saat, dan setelah terjadinya gempa.
Selanjutnya, informasi yang didapatkan juga akan dibagikan ke masyarakat umum. Sehingga suatu saat terjadi gempa, di Surabaya misalnya, masyarakat tidak lagi bingung harus bertindak apa.
"Kita berencana bikin kelompok dari temen-temen yang hadir di sini. Tapi untuk memperkuat konsep grupnya akan seperti apa? Kita akan membahasnya dengan temen-teman MTI dan perwakilan komunitas yang hadir di sini.
"Jadi akan kita godog dulu konsep kelompoknya gimana dan apa saja yang akan dilakukan? Yang pasti ini akan diadakan, untuk mengantisipasi gempa kita harus sama-sama," tutur Retno Indro Putri, pengurus MTI.
Tujuan diadakannya kelompok ini, supaya ada gerakan yang masif dan seirama untuk membentuk masyarakat Indonesia melek gempa. Dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang mendapatkan wawasan dan kiat antisipasi gempa, diharapkan masyarakat jadi siap siaga, saat gempa datang tanpa diundang. Sehingga semakin minim berjatuhan korban saat terjadi gempa di Indonesia. (titis)
Advertisement