Tak Boleh Makan Kolesterol, Humor Kiai Hasyim dan Lobster
Tradisi masyarakat pesantren yang khas adalah penghormatannya pada ulama dan kiai. Kiai adalah guru yang telah memberikan ilmu. Selain orangtua, guru harus dihormati dan ditaati. Demikian juga dengan pemimpin di pemerintahan (ulil amri).
Suatu ketika, KH Hasyim Muzadi diundang pengajian di Blega, Bangkalan, Madura. Disambut dengan kegembiraan umat Islam dan kaum santri di Pulau Garam itu. Tentu, mereka bersemangat menimba ilmu dari kiai yang memimpin organisasi yang dianutnya, Nahdlatul Ulama.
Usai penyampaian pengajian, seperti biasa Kiai Hasyim Muzadi disuguhi makanan yang enak-enak. Kiai Hasyim pun tahu, meski makanan itu enak tapi kurang menyehatkan secara medis: lobster, udang besar.
Akhirnya Kiai Hasyim tidak mencicipi sedikit pun udang tersebut.
Orang Madura tanya: "Kok tidak makan udang besar, Kiai?"
Kiai Hasyim Muzadi menjawab: "Tidak boleh sama dokter. Saya tidak boleh makan kolesterol".
Si Madura langsung menjawab: "Yang dimakan udangnya saja, Kiai. Kolesterolnya jangan dimakan".
Demikianlah, humor santri. Demikian humor selalu mencairkan situasi, penuh akrab.