Tak Boleh Jumawa, meski Kondisi Pandemi Lebih Baik Jelang Nataru
Jelang libur Natal dan Tahun Baru, situasi Indonesia sebenarnya dinilai memiliki situasi lebih baik soal pandemi. Pasalnya, cakupan vaksinasi sudah di atas 60 persen untuk dosis pertama, juga angka kasus, fatality rate, angka kasus aktif dalam kondisi yang landai.
“Akan tetapi kita tidak boleh jemawa dengan kondisi yang sudah kita miliki ini. Justru kita harus lebih hati-hati,” kata Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy lewat keterangan tertulis.
Muhadjir juga tak memungkiri kemungkinan pergerakan masyarakat secara besar-besaran pada Nataru. Untuk itu pemerintah akan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 di semua wilayah Indonesia. Dalam pemberlakuan PPKM level 3 kali ini memang lebih fleksibel dibanding sebelumnya karena pemerintah menjanjikan tak akan ada penyekatan.
"Sesuai arahan Presiden, pada liburan Nataru tahun ini tidak diadakan penyekatan. Namun pemerintah menetapkan bahwa orang yang bepergian harus dalam keadaan sehat, dengan cara memastikan status vaksinasi yang bersangkutan serta melalui hasil tes swab," ujar Muhadjir.
Sebagai langkah antisipasi, pemerintah juga telah membuat sejumlah kebijakan yang lebih detil. Misalnya mengatur bahwa ASN, TNI Polri, termasuk pegawai BUMN dilarang mengambil cuti pada masa Nataru.
Sedangkan pegawai swasta diimbau tidak memanfaatkan libur Nataru untuk cuti. Muhajir menilai, saat ini fasyankes dan tenaga kesehatan sudah lebih terlatih dan siap dibandingkan ketika Indonesia menghadapi puncak COVID-19 sebelumnya. Namun demikian, ia menekankan, jangan karena semua lebih siap maka masyarakat menjadi teledor atau lengah.
“Lebih baik tidak pernah masuk rumah sakit, walaupun mungkin fasilitas yang disediakan pemerintah sudah lebih baik,” tegasnya.
Advertisement