Tak Betah Berada di Tenda, Korban Erupsi Semeru Ngungsi ke Jember
Korban erupsi Gunung Semeru Lumajang yang mengungsi ke Kabupaten Jember terus bertambah. Tercatat sudah ada 222 korban yang mengungsi ke Jember sampai hari ini, Jumat, 17 Desember 2021.
Keputusan mengungsi ke Jember dilakukan setelah mengetahui bahwa mereka sudah tidak mungkin bisa kembali ke rumahnya. Namun di satu sisi mereka juga merasa tidak betah berlama-lama tinggal di tenda pengungsian.
Meski bantuan tidak pernah kurang, namun mereka memilih mengungsi ke Kabupaten Jember. Mereka sementara tinggal di rumah saudara.
“Untuk pengungsi Semeru yang ada di Jember saat ini memang selalu bertambah. Mereka mengaku sudah terlalu lama tinggal di tenda, sehingga memutuskan mencari sanak saudaranya yang ada di Jember,” kata Kepala BPBD Jember, Sigit Akbari, Jumat, 17 Desember 2021.
Saat ini jumlah korban erupsi Semeru yang berada di Jember sudah ada 222 jiwa, baik balita, anak-anak sampai lansia. Mereka tergabung dalam 66 KK. Mereka tersebar di beberapa kecamatan, seperti Puger, Gumukmas, Kencong, Jombang, Semboro, Tanggul, Sumberbaru, Ambulu, dan Mumbulsari.
Korban erupsi Semeru yang berada di Jember menjadi perhatian khusus BPBD Jember. Mereka jauh dari tempat asal mereka, sehingga belum mendapat bantuan yang dikirim ke Kabupaten Lumajang.
“Mereka yang jelas sangat terdampak bencana erupsi Semeru, namun mereka tidak mungkin mendapat bantuan yang melimpah seperti yang diterima korban yang berada di tempat pengungsian di Kabupaten Lumajang,” jelas Sigit.
Sigit khawatir korban Semeru yang mengungsi ke Jember tidak terdata oleh pemerintah yang berencana merelokasi korban Semeru ke lokasi yang aman. “Yang kami khawatirkan mereka tidak terdata dalam program relokasi Pak Jokowi. Jokowi berencana akan memberikan mereka rumah sebagai tempat tinggal di tempat aman. Karena itu, kami data terus dan komunikasikan dengan pihak Lumajang,” tambah Sigit.
Sigit mengaku kagum terhadap masyarakat yang menunjukkan kepedulian terhadap korban erupsi Gunung Semeru Lumajang. Bantuan terus mengalir sampai akhirnya Pemkab Lumajang untuk sementara menolak bantuan.
“Kita tahu bantuan di kepada korban yang ada di Lumajang sudah terlalu banyak. Menurut informasi bantuan itu cukup untuk memenuhi kebutuhan para korban selama dua bulan ke depan,” lanjut Sigit.
Namun nasib pengungsi yang ada di Lumajang dan di Jember berbeda. Pengungsi yang berada di Lumajang mendapat bantuan yang melimpah, sementara di Jember masih perlu uluran tangan dermawan.
“Saran saya masyarakat yang ingin membantu korban erupsi Gunung Semeru tidak perlu ke Lumajang, namun cukup memperhatikan yang di Jember saja. Kalau tinggal di rumah saudaranya yang kaya mungkin tidak ada masalah, namun bagaimana dengan yang tinggal di rumah saudaranya yang kurang mampu,” pungkas Sigit.
Advertisement