Tak Bertiket, Delapan Penumpang Gelap Diturunkan Paksa
Di tengah ramainya penumpang balik lebaran, dijumpai ada sebagian penumpang kereta api (KA) yang tidak bertiket. Sebanyak delapan penumpang kereta api (KA) terpaksa diturukan paksa oleh petugas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 9 Jember di tengah perjalanan.
Sebab mereka menumpang KA tetapi tidak mengantongi tiker perjalanan sesuai relasinya. Syarat utama penumpang KA harus memiliki tiket sesuai dengan tujuannya (relasinya).
“Terdapat delapan penumpang yang tiketnya tidak sesuai relasinya, terpaksa kami lakukan tindakan tegas dengan menurunkan mereka di stasiun terdekat,” kata Humas PT Kai Daop 9 Jember Azhar Zaki Assjari kepada wartawan, Minggu sore, 30 April 2023.
Dikatakan, bisa jadi penumpang gelap itu diturunkan di stasiun kecil yang jauh dari akses transportasi lain atau di jalan raya. Yang jelas, begitu diketahui bermasalah dengan tiket, mereka segera diturunkan di stasiun terdekat.
Modus penumpang nakal ini, kata Zaki, mereka membeli tiket tidak sesuai dengan relasi. Dicontohkan, penumpang dari Ketapang (Banyuwangi) mau ke Probolinggo, karena tiket untuk relasi tersebut sudah habis terjual, mereka membeli tiket relasi yang ada. Misalkan, dari Stasiun Ketapang - Stasiun Jember. Teapi sesampai di Stasiun Jember, penumpang gelap ini tidak mau turun.
“Mereka malah tetap di atas kereta api, berharap petugas lengah dan tidak melakukan pemeriksaan. Sehingga mereka bisa turun di Stasiun Probolinggo,” kata Zaki.
Sisi lain, petugas Costumer Service On Train (CSOT) atau biasa disebut kondektur yang sudah dibekali aplikasi check seat. Sehingga kondektur KA mampu mengetahui identitas penumpang. Petugas CSOT segera mengetahui jika ada penumpang yang tidak sesuai dengan relasi tujuannya.
Banyak cara digunakan penumpang nakal ini untuk mengelabuhi kondektur. “Ada yang pura-pura membeli makanan di kereta makan atau mondar-mandir di dalam kereta agar tidak diperiksa oleh petugas,” ujar Zaki.
Disinggung keberadaan delapan penumpang gelap yang akhirnya diturunkan paksa, Zaki memerinci, tujuh penumpang diketahui naik KA Probowangi, dan satu penumpang lainnya naik KA Sritanjung.
Memang kedua KA tersebut memiliki okupansi cukup tinggi selama 17 hari menjadi angkutan lebaran, 14-30 April 2023. KA Probowangi relasi Stasiun Ketapang – Stasiun Surabaya Gubeng dengan rata-rata penumpang 1.026 orang per hari.
Sedangkan KA Sritanjung relasi Stasiun Ketapang – Stasiun Lempuyangan rata-rata mengangkut 853 penumpang per hari. Mereka naik dari stasiun-stasiun di Daop 9 Jember.
Bagi para pelanggan yang tidak kebagian tiket untuk pergi ke kota tujuan, Zaki mengimbau, mereka tidak tidak memaksakan diri naik kereta api, apalagi tidak sesuai dengan relasi. “Lebih baik mereka membeli tiket kereta api lain pada relasi tersebut yang masih tersedia, atau memilih tanggal keberangkatan yang lain,” ujarnya.