Tak Berizin, 104 Tugu Perguruan Silat di Jember Berada di Fasum
Sebanyak 104 tugu perguruan silat di Jember dibangun tanpa izin. Dari 104 tugu tersebut ada 50 lebih yang sudah ditertibkan.
Kapolres Jember AKBP Moh Nurhidayat mengatakan, mayoritas pendirian tugu perguruan silat yang ada di Jember tidak mengantongi izin. Bahkan 104 yang berdiri di atas lahan fasilitas umum milik Pemkab hingga desa dipastikan tidak berizin.
Pada awal pendirian, keberadaan tugu perguruan tidak menimbulkan persoalan. Namun, dalam perkembangannya keberadaan tugu menjadi salah satu akar konflik antar oknum perguruan silat yang ada di Jember.
Setiap kerusakan yang terjadi pada tugu selalu dinilai sebagai aksi yang dilakukan perguruan silat lain. Aksi saling tuduh itu kemudian menimbulkan konflik antar oknum anggota perguruan silat.
Karena konflik yang melibatkan pelajar yang mengatasnamakan perguruan silat itu direspons. Polres Jember bersama Pemkab Jember melakukan koordinasi dengan pengurus perguruan silat yang ada di Jember.
Berdasarkan koordinasi itu diperoleh kesepakatan tentang penertiban tugu. Terdapat tiga pilihan, memindahkan, merobohkan atau mengganti fungsi tugu menjadi tugu Pancasila.
"Awalnya tugu perguruan tidak menimbulkan masalah, namun perjalanan waktu menjadi akar masalah. Contoh saat terjadi perusakan muncul asumsi dirusak oleh perguruan lain," kata Nurhidayat.
Polisi bersama pemerintah menyisir tugu perguan silat yang ada di Jember, khususnya yang berada di Jember. Tercatat ada 104 tugu perguruan silat yang dibangun di atas lahan milik pemerintah.
Sesuai kesepakatan bersama pengurus silat terkait, tugu tersebut mulai ditertibkan. Sebagian dirobohkan, sebagian dipindah, dan sebagian diubah fungsinya menjadi tugu Pancasila dengan cara ditutup menggunakan banner.
Meskipun pengubahan fungsi menjadi tugu Pancasila tidak permanen, namun dengan tampilan butir-butor Pancasila dapat mengurangi potensi kerawanan. Pembangunan secara permanen tidak serta Merta, karena dibutuhkan biaya.
"Penertiban tugu ada beberapa klasifikasi, selain dirobohkan ada yang ditutup pakai banner bertuliskan butir-butir Pancasila. Ada pertimbangan lain harus dirobohkan karena mengganti pandangan arus lalu lintas," tambahnya.
Sementara tugu lain yang berdiri di atas lahan milik perorangan, tidak serta dirobohkan. Pengurus silat terkait diminta untuk meminta izin kepada pemilik lahan.
Lebih jauh Nurhidayat menegaskan, perguruan silat yang ada di Jember secara organisasi tidak pernah terlibat konflik. Mereka yang terlibat konflik hanya oknum yang membawa-bawa nama perguruan.
"Saya kira kalau perguruan tidak ada yang berkonflik, itu hanya oknum yang menjadi atensi kita. Kalau imbauan menjaga persaudaraan dari perguruan tidak pernah kurang," pungkasnya.