Tak Berdarah Indonesia, Ayah Agnez Mo Pernah Bela Timnas
Agnez Mo menjadi buah bibir melontarkan pernyataan kontroversial dengan menyebut dirinya tak memiliki darah Indonesia dalam talkshow Build Series by Yahoo, pada 22 November 2019.
Publik yang kontra menilai, pelantun Nanana itu seakan malu mengakui dirinya sebagai orang Indonesia.
Lainnya menilai tak ada yang salah dengan pernyataan Agnez Mo tersebut. Toh, meski mengklaim tak berdarah Indonesia, dia tetaplah warga negara Indonesia. Namun, permasalahan itu cukup membuat publik penasaran dengan keberadaan orangtua Agnez Mo.
Ayah Agnez Mo, Ricky Muljoto diketahui merupakan mantan pemain basket profesional. Dia sempat membela Timnas basket Indonesia di era 1980-an.
Informasi tersebut datang Irawan Haryono, sahabat Ricky Muljoto yang juga pemilik klub basket profesional, Stapac Jakarta.
"Dia dulu pemain nasional, terus pemain PON mewakili Kalimantan Timur. Itu zaman dulu," ujar Kim Hong, sapaan akrab Irawan Haryono.
Lebih jauh, Kim Hong menceritakan dahulunya Ricky Muljoto pernah membela klub basket Waringin Kencana.
"Terus dia main di klub Waringin Kencana, sekitar tahun 1980-an," ungkap Kim Hong.
Kim Hong menjelaskan bahwa penampilan Ricky Muljoto tak terlalu mencolok di zamannya.
Saat memperkuat Waringin Kencana, ayah Agnez Mo itu disebutnya jarang mendapat menit bermain.
"Saya tak ikuti dia waktu di Timnas, saya tahu saat dia main di Waringin. Dia di sana banyak jadi cadangan, main tapi tidak menonjol," kenang Kim Hong.
"Secara personal dia orang yang baik. Tapi sekarang saya sudah lama sekali tidak bertemu dia," pungkasnya.
Tak hanya sang ayah, ibunda Agnez Mo, Jenny Siswono juga diketahui merupakan mantan atlet tenis meja nasional. Bahkan ibu Agnez sempat membawa Indonesia masuk dalam lima besar dunia pada era 70’an hingga 80’an.
“Jadi kedua orangtuaku atlet nasional. Kalau papi itu basket, mami tenis meja. Mami itu bahkan juara Indonesia,” ujar Agnez seperti dikutip dari tayangan SILET RCTI pada 2004.
Bahkan saat masih kecil, Agnez mengaku, sempat diarahkan untuk menjadi atlet tenis meja mengikuti jejak sang ibunda. Namun takdir berkata lain. Perempuan 33 tahun itu lebih memilih berkarier di dunia hiburan.
Advertisement