Tak Ada yang Rela Indonesia Berduka Hanya karena Pilpres
Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU Robikin Emhas mengimbau masyarakat Indonesia untuk merajut kembali persaudaraan pasca-pemilu 2019. Sebab, pada pemilu kali ini, masyarakat sudah terpolarisasi.
"Dengan selesainya pemungutan suara, maka selesai sudah proses kompetisi pemilu. Polarisasi masyarakat harus diakhiri. Mari kita bersatu padu kembali, guyup rukun sebagaimana karakter asli bangsa Indonesia," imbau Robikin dalam keterangan tertulis, diterima ngopibareng.id, Sabtu 20 April 2019.
"Sekali lagi, mari perkuat ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama anak bangsa, warga negara Indonesia). Suatu persaudaraan yang melintasi batas etnis, ras, golongan, keyakinan maupun agama," lanjut Robikin.
Ia juga mengimbau kepada dua pasangan capres dan cawapres, tim sukses, pendukungnya, juga untuk menjalin silaturahmi. Ia percaya bahwa mereka adalah para negarawan yang tidak ingin Indonesia terpecah karena masalah pilpres.
"Oleh karena itu, mari kita berbartisipasi mengawasi jalannya proses rekapitulasi dengan tetap mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku," kata Robikin Emhas.
"Tidak akan ada yang rela Indonesia berduka hanya karena pilpres," kata Robikin.
Robikin mengatakan, pemungutan suara Pemilu 2019 telah selesai. Proses rekapitulasi perolehan suara pilpres dan pileg sedang berlangsung secara berjenjang, mulai tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi hingga tingkat nasional.
Robikin mengatakan, kemenangan capres-cawapres ditentukan bukan hasil hitung cepat (quick count) internal tim sukses capres-cawapres dan lembaga survei, melainkan berdasarkan rekapitulasi manual perolehan suara yang dilakukan secara berjenjang. Mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi hingga nasional.
"Oleh karena itu, mari kita berbartisipasi mengawasi jalannya proses rekapitulasi dengan tetap mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku," katanya.
Capres Robikin mengatakan, pihaknya bersyukur bahwa proses pemungutan suara berjalan aman dan damai. Diharapkan, situasi tersebut juga berlaku untuk proses penetapan suara pada 22 Mei nanti.
"Kita tunjukkan pada dunia bahwa Indonesia adalah bangsa yang maju dan berbudaya dalam berdemokrasi," kata Robikin. (adi)