Tak Ada Toleransi pada Pelecehan Tokoh Suci Agama Apa pun
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dadang Kahmad menyayangkan pernyataan yang disampaikan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai menghina Nabi Muhammad.
"Patut disayangkan pernyataan tersebut keluar dari seorang pemimpin Negara maju dan modern yang seharusnya memiliki etika universal yang menjunjung tinggi dan menghormati simbol dan tokoh Agama," tutur Dadang, dalam keterangan Sabtu 31 Oktober 2020.
Dadang menilai pernyataan tersebut memperlihatkan intoleransi terhadap keyakinan orang lain yang menghormati pemimpin agamanya.
"Sebaiknya semua orang menghormati keyakinan semua umat beragama untuk tidak mentolelir pelecehan terhadap tokoh suci agama apapun dan dalam kondisi apapun," tutup Dadang.
Majelis Tabligh PP Muhammadiyah membuat terobosan baru bernama Rihlah Dakwah Virtual. Sebagai respon terhadap pandemi Covid-19 yang hingga kini masih berlangsung.
Sementara itu, Dadang menyambut baik kegiatan Rihlah Dakwah Virtual. Suatu program webinar bagi para mubaligh Muhammadiyah untuk saling bersilaturahmi dan berbagi informasi tentang perkembangan dakwah Muhammadiyah di suatu wilayah kepada warga Persyarikatan.
Selanjutnya, program yang dimulai pada Jumat 30 Oktober lalu, dijalankan sebagai sebuah program rutin yang mengangkat satu provinsi berbeda dalam setiap edisinya. Wilayah yang menjadi fokus bagi edisi pertama ini adalah Papua dan Papua Barat.
Membuka Rihlah Dakwah Virtual, Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh Majelis Tabligh. Dadang mendorong dilakukannya konsolidasi seluruh media digital yang membawa ideologi dakwah Persyarikatan agar berada dalam satu barisan.
“Dakwah digital akan menyebarkan idiologi Muhammadiyah secara cepat. Bagaimana kita merebut dunia maya sebaik-baiknya. Kalau kita kalah, kita akan tertinggal. Antisipasi perubahan, adaptasi perubahan, dan inovasi perubahan. Saya mengajak memanfaatkan dunia digital untuk kebaikan kita agar ideologi Muhammadiyah itu tetap berlanjut pada generasi muda kita,”tuturnya.
Advertisement