Tak Ada Satu pun Mahasiswa Asing Terpapar Covid-19 di Tiongkok
Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di Beijing Dr. Yaya Sutarya, mengatakan, sebanyak 280 ribu mahasiswa asing dari berbagai negara yang belajar di Tiongkok, tidak ada satu pun yang terpapar Covid-19.
"Ini menunjukkan bahwa Pemerintah Tiongkok serius menjaga keselamatan warga asing," tuturnya, Sabtu 13 Juni 2020.
Ia mengungkapkan hal itu dalam Diskusi Webinar bertajuk "Arah pendidikan selama Pandemi Covid-19: Fenomena Normal Baru di Luar Negeri".
Selain Yaya Sutarya, dalam diskusi virtual yang digelar Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tiongkok, menampilkan juga Ketua PBNU Dr. Hanief Saha Ghofur, Menteri Koordinator PMK Muhadjir Effendy sebagai keynote speaker.
Selain itu, ada juga Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda dan Prof. Agus Sartono serta para akvitis PCINU Tiongkok, seperti Imron Rosyadi Hamid dan Budi Sugandi sebagai host diskusi.
Pada kesempatan itu, Ketua PBNU Dr. Hanief Saha Ghofur mengingatkan, Rencana Strategi (Renstra) Pembangunan di bidang pendidikan dibuat pada masa pra-pandemi Covid-19.
"Perubahan/revisi Renstra di semua sektor pembangunan termasuk pendidikan harus dilakukan menyesuaikan kondisi pandemik Covid19 agar bisa tepat sasaran dan tidak terjadi longsor mutu pendidikan kita," tuturnya.
Prof. Agus Sartono mengingatkan, dampak pandemi Covid-19 terjadinya perlambatan ekonomi yang berpengaruh pada penyerapan angkatan kerja.
"Terdapat 15 juta pencari kerja dan pengangguran. Meskipun pembelajaran darling belum efektif di sekolah dan kampus-kampus termasuk UI dan UGM yang 'tergagap-gagap' tetapi ini merupakan pilihan terbaik di antara yang buruk (the best among the worst) yang harus diambil pemerintah," tegasnya.
Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda, mengatakan, perlu antisipasi adanya ancaman Lost Generation di masa pandemi Covid-19. Selain terganggunya proses belajar di dunia pendidikan, juga fakta merosotnya kemiskinan.
"Ya, akibat hilangnya kesempatan anak-anak kita untuk belajar normal. Faktanya, 65 persen sekolah di Indonesia tidak mampu menyelenggarakan Pembelajaran Jarak Jauh. Selain itu, juga lost generation karena hilangnya asupan gizi. Akibat orang tua mereka mendadak miskin, sehingga kehilangan pekerjaan," kata Syaiful Huda.
Menko PMA Muhadjir Effendi menampilkan fakta-fakta pandemi Covid-19 di Indonenesia:
Advertisement