Tak Ada Pembeli, Peralatan Dapur ini Hanya Jadi Pajangan
Berbagai macam peralatan dapur tradisional, gerabah dan anyaman, semakin dijauhi pembeli. Masyarakat pun lebih menyukai peralatan dapur berbahan plastik. Alasannya tidak gampang rusak, tahan lama, harganya pun relatif lebih murah.
Sebagai pembanding, bakul dari anyaman bambu untuk tempat nasi harganya berkisar Rp25.000 sampai Rp35.000, sedangkan yang berbahan plastik bisa separuhnya, Rp15.000 sampai Rp20.000.
Sementara itu, tampah anyaman harga di gerabahan Rp 25.000, sedangkan yang berbahan plastik Rp10.000.
Pedagang gerabahan di Pasar Pucang Anom Surabaya, Hamidah mengatakan, sejak semua peralatan dapur dan rumah tangga diproduksi dengan menggunakan bahan plastik dan sejenisnya, tokonya sepi pembeli.
"Peralatan dapur tradisional yang saya datangkan dari Ponorogo, Yogyakarta dan Tasikmalaya Jawa Batat ini sekarang hanya jadi pajangan seperti museum," kata Hamidah. Ia merupakan pedagang gerabah satu-satunys di Pasar Pucang Anom.
Peralatan dapur yang memenuhi tokonya di pintu keluar sebelah timur pasar itu merupakan hasil kerajinan tangan rumahan, bukan industri. Oleh karena itu, harganya lebih mahal.
"Kalau ada pembeli, umumnya tergolong lansia yang masih menghargai barang peninggalan nenek moyang. Sedangkan yang muda-muda tidak mau mampir, cuma melirik," katanya.
Lebih lanjut, Hamidah mengatakan, sejak dua bulan lalu dia menjual pecah belah dari plastik untuk memancing pembeli. Dengan harapan, ada yang mau mampir ke tokonya, ternyata tidak juga. Hal itu terjadi lantaran toko milik Hamidah ini didominasi alat-alat dapur tradisional.
"Meskipun pembelinya tidak seramai toko yang berjualan alat dapur dari plastik, saya tidak akan menghilangkan alat dapur peninggalan nenek moyang ini' kata wanita berusia 60 tahun itu. Alasannya, barang-barang yang ia jual punya nilai budaya dan peradaban, bukan alat dapur semata.
Ketika ngopibareng.id mampir di tokonya, Minggu 7 April 2024, baru saja ada yang beli dua buah anglo ukuran besar untuk jualan mie Jawa dan tongseng.
"Kalau mie jawa dimssak dengan kompor hilang jawanya. Demikian juga dengan tongseng, akan kehilangan rasanya," ungkap Hamidah.