Pemkab Sidoarjo Tak Lockdown meski Plt. Bupati Positif Covid
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo memastikan tidak akan melakukan lockdown terhadap Kantor Bupati Sidoarjo dan berbagai tempat pelayanan publik lainnya, pasca meninggalnya Plt. Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifudin. Sebelumnya, diberitakan Plt Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifudin meninggal karena terpapar virus Corona atau Covid-19, Sabtu 22 Agustus 2020 kemarin.
“Terkait dengan lockdown masih belum. Kemarin waktu ketemu pejabat Dinkes belum ada konfirmasi terkait itu, hanya ada penyemprotan (disinfektan) saja,” kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Sidoarjo, Kusdianto kepada Ngopibareng.id, Minggu 23 Agustus 2020 siang.
Ia menjelaskan, opsi lockdown kemungkinan tak akan diambil karena pada saat almarhum menampakkan gejala Covid-19 terjadi pada Kamis-Jumat. Pada masa itu, kebetulan aktivitas kantor dalam masa libur. Sehingga, selama empat hari tidak ditempati dan dipastikan dalam kondisi aman.
“Pelaksanaan pelayanan publik tetap jalan, kebetulan pas kejadian ini saat libur panjang. Besok insyaallah tetap jalan,” jelasnya.
Pemkab Sidoarjo sendiri saat ini telah menyiapkan segala kebutuhan untuk pelaksanaan swab massal yang diberlakukan pada seluruh pegawai Pemkab Sidoarjo. Mereka akan melakukan tracing terhadap para pegawai yang melakukan kontak dekat dengan almarhum. Tracing akan menyasar pegawai yang melakukan kontak dekat dalam satu minggu terakhir.
Seperti dikabarkan sebelumnya, almarhum Cak Nur diketahui telah memiliki gejala Covid-19 pada hari Rabu 19 Agustus 2020. Saat itu ia meminta untuk foto toraks kepada Direktur Utama RSUD Sidoarjo, dr Atok Irawan. Dari hasil foto tersebut tampak ada pneumoni di paru sebelah kiri.
Cak Nur yang kala itu direkomendasi langsung oleh Dirut RSUD Sidoarjo untuk menjalani rawat inap. Sayangnya, yang bersangkutan menolak karena ingin menghadiri rapat paripurna pada malam harinya. Setelah itu, ia pun meminta untuk rawat jalan dan meminta obat sesuai gejala yang ia rasakan.
Sejak saat itu Rabu 19 Agustus itu kondisinya semakin melemah. Baru pada Sabtu 22 Agustus kemarin ia dibawa ke RSUD Sidoarjo untuk menjalani perawatan. Cak Nur sebelum menjalani perawatan intensif bahkan bersikeras minta diberi kesempatan untuk menunaikan salat dzuhur. Namun, tak lama kemudian Cak Nur mengalami sesak nafas dan langsung mendapat perawatan intesif lengkap dengan menggunakan ventilator.
Sayang, kondisinya yang lemah perawatan intensif tak membantu menyelamatkan nyawanya.