Tak Ada Jembatan, Warga Balongbendo Sidoarjo Harus Putar 12KM
Rencana pemerintah untuk membangun jembatan gantung yang menghubungkan Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik hingga kini masih sebatas wacana. Jembatan tersebut rencananya akan dibangun di Desa Penambangan, Balongbendo di Kabupaten Sidoarjo dengan Wringinanom di Kabupaten Gresik.
Hingga saat ini hampir setiap harinya masyarakat dua daerah tersebut masih menggunakan jasa transportasi sungai dengan menggunakan perahu tradisional untuk beraktivitas sehari hari. Jika sungai meluap warga harus memutar dengan menempuh jarak 12 kilometer.
Helmy Firmansyah, Kepala Desa Penambangan menjelaskan, Sungai Kalimas membelah antara desa penambangan Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo dengan Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik. Setiap hari, warga yang beraktivitas bekerja, sekolah ataupun bisnis harus menyeberangi sungai kali mas dengan perahu tambangan tradisional dengan ongkos Rp 2ribu rupiah untuk sekali naik.
"Jarak tempuh yang lebih singkat, hanya sekitar 1 menit menggunakan perahu tambangan, terpaksa dipilih warga. Karena bila menggunakan jalur darat, warga harus memutar sejauh lebih kurang 12 kilometer," ucap Helmy, Selasa, 7 Maret 2023.
Masih dikatakan Helmy, Jika air sungai meluap, maka perahu tambangan berhenti beroperasi dan warga terpaksa memutar dengan jarak yang cukup jauh.
"Meskipun tidak aman namun warga tidak ada pilihan lain karena ini merupakan satu-satunya penghubung antar dua kabupaten mengingat belum adanya jembatan," imbuhnya saat ditemui di lokasi penambangan.
Rencana pembangunan jembatan gantung pun masih sebatas wacana ,hak tersebut dikarenakan belum ada titik temu antar desa terkait lokasi yang akan dibangun jembatan.
Pihak pemerintah Desa Penambangan akan terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah Kabupaten Sidoarjo dan Gresik, termasuk Pemerintah Provinsi Jatim untuk segera membangun jembatan gantung. "Agar menunjang aktivitas sehari warga Sidoarjo dan Gresik," kata Helmy.
Sementara itu, Zakki, salah satu driver ojek online yang sehari-harinya melewati tambangan perahu tradisional itu menyampaikan, Pemerintah juga wajib memikirkan nasib para penumpang perahu, jika air meluap seperti musim hujan saat ini rawan menimbulkan korban jiwa karena arus di sungai kali mas cenderung tinggi terlebih lagi penumpang perahu tidak dilengkapi pelampung.
"Saya berharap agar pemerintah segera mewujudkan jembatan gantung di sini agar warga yang melintas tidak perlu jauh-jauh memutar arah ketika musim hujan dan perahu tidak beroperasi," tutupnya.